Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Harga minyak mengalami penurunan akibat data ekonomi yang lemah dari China.
- OPEC berencana untuk meningkatkan produksi minyak meskipun ada tekanan pasar.
- Pernyataan Donald Trump menunjukkan keyakinan bahwa ekonomi AS tidak akan mengalami resesi dalam waktu dekat.
Harga minyak turun mendekati level terendah sejak September, dipicu oleh data ekonomi yang lemah dari China. Minyak mentah Brent diperdagangkan sekitar Rp 1.15 juta ($70) per barel, sementara West Texas Intermediate di bawah Rp 1.10 juta ($67) setelah tujuh minggu penurunan. Inflasi konsumen di China turun lebih dari yang diperkirakan dan berada di bawah nol untuk pertama kalinya dalam 13 bulan, menunjukkan tekanan deflasi yang terus berlanjut di negara pengimpor minyak terbesar di dunia.
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan harga minyak termasuk perang dagang global yang semakin meningkat, rencana OPEC dan sekutunya untuk meningkatkan produksi, serta pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Selain itu, Arab Saudi juga mengurangi harga minyak untuk pembeli di Asia, pasar terbesar mereka, untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Hal ini terjadi setelah OPEC+ setuju untuk menambah pasokan minyak pada bulan April, setelah beberapa penundaan akibat lemahnya pasar.