Courtesy of YahooFinance
Harga minyak mengalami penurunan yang lebih dalam, dengan penurunan sekitar 3% minggu ini, akibat data ekonomi dan konsumsi yang campur aduk dari China, serta dampak dari dolar AS yang lebih kuat. Harga minyak mentah Brent kini berada di bawah Rp 1.18 juta ($72) per barel. Badan Energi Internasional memperkirakan akan ada surplus pasokan minyak tahun depan karena pertumbuhan permintaan di China melambat, sementara produksi global meningkat. Jika OPEC+ melanjutkan rencana untuk meningkatkan produksi yang sempat dihentikan, surplus ini bisa semakin besar.
Di China, meskipun ada beberapa tanda positif dari stimulus pemerintah, permintaan minyak tampaknya menurun dibandingkan tahun lalu. Para pengolah minyak lokal juga memproses 4,6% lebih sedikit minyak dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Selain minyak, komoditas lain seperti tembaga juga mengalami kesulitan, seiring dengan penguatan dolar AS yang membuat bahan mentah yang dihargai dalam dolar menjadi kurang menarik.