Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Harga minyak mengalami penurunan signifikan akibat perang dagang dan kebijakan perdagangan.
- OPEC+ berencana untuk meningkatkan produksi, yang dapat memperburuk surplus pasokan.
- Proyeksi harga minyak oleh berbagai lembaga keuangan menunjukkan penurunan yang signifikan.
Harga minyak turun drastis ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun akibat perang dagang yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump, yang mempengaruhi permintaan global. Minyak Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan yang signifikan, dengan Brent mencapai di bawah Rp 1.13 juta ($69) per barel dan WTI mendekati Rp 1.07 juta ($65) per barel. Sementara itu, OPEC+ berencana untuk meningkatkan produksi, dan stok minyak domestik AS juga meningkat, menambah ekspektasi surplus pasokan.
Baca juga: Minyak Turun Seiring Data China Memperdalam Keputusasaan dan Sentimen Risiko Menjadi Negatif
Banyak perusahaan mulai menurunkan proyeksi harga minyak mereka. Misalnya, Enverus menurunkan perkiraan harga Brent menjadi Rp 1.15 juta ($70) per barel dari sebelumnya Rp 1.32 juta ($80) , dan Morgan Stanley juga mengurangi proyeksi mereka. Para trader kini lebih khawatir tentang permintaan minyak daripada masalah pasokan, yang menunjukkan bahwa harga minyak mungkin akan terus turun.