Courtesy of YahooFinance
Harga minyak mengalami penurunan yang signifikan, dengan Brent turun hampir ke Rp 1.18 juta ($72) per barel dan West Texas Intermediate sekitar Rp 1.12 juta ($68) . Penurunan ini disebabkan oleh penguatan dolar AS dan kekhawatiran bahwa pasar global akan mengalami kelebihan pasokan tahun depan. Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa permintaan minyak di China akan melambat, sementara produksi meningkat, yang dapat menyebabkan surplus yang lebih besar jika OPEC+ melanjutkan rencana untuk meningkatkan produksi yang dihentikan.
Di sisi lain, meskipun ada beberapa tanda positif dalam ekonomi China, seperti stimulus yang meningkatkan beberapa sektor, permintaan minyak secara keseluruhan menurun dibandingkan tahun lalu. Selain itu, stok minyak di AS meningkat sekitar 2,1 juta barel, sementara stok bensin turun 4,4 juta barel, yang merupakan level terendah dalam satu dekade untuk waktu tahun ini. Fluktuasi harga minyak juga dipengaruhi oleh ketegangan di Timur Tengah dan perubahan di pasar mata uang.