Courtesy of YahooFinance
Harga minyak mengalami penurunan karena dolar AS yang menguat, yang membuat komoditas menjadi lebih mahal bagi pembeli. Harga minyak Brent turun di bawah Rp 1.18 juta ($72) per barel, sementara West Texas Intermediate mendekati Rp 1.12 juta ($68) . Kelemahan permintaan dari China juga menjadi perhatian, karena India kini menjadi sumber pertumbuhan permintaan utama di Asia. Para trader khawatir bahwa pasar global akan mengalami kelebihan pasokan tahun depan, dan beberapa analis telah menurunkan proyeksi harga minyak mereka.
Di sisi lain, laporan menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 800.000 barel minggu lalu, dengan penurunan yang lebih besar di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma. Sementara itu, situasi di Timur Tengah juga menjadi perhatian, terutama terkait dengan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon. Para analis terus memantau dampak kebijakan ekonomi AS di bawah kepemimpinan Trump terhadap pasar minyak global.