Courtesy of YahooFinance
Harga minyak mengalami penurunan karena tanda-tanda meredanya ketegangan di Timur Tengah, meningkatnya nilai dolar AS, dan kekhawatiran tentang permintaan. Minyak West Texas Intermediate turun mendekati Rp 1.12 juta ($68) per barel, sementara Brent ditutup di atas Rp 1.18 juta ($72) . Israel sedang mempersiapkan kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon, seiring dengan kemungkinan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
Kenaikan nilai dolar AS, yang mencapai level tertinggi dalam dua tahun, membuat komoditas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli lain. Sejak pertengahan Oktober, harga minyak telah berfluktuasi antara kenaikan dan penurunan, dengan para pedagang mempertimbangkan ketegangan di Timur Tengah, kebijakan pasokan OPEC+, dan risiko pertumbuhan konsumsi, terutama di China. Ada kekhawatiran bahwa pasar global akan mengalami kelebihan pasokan tahun depan, sehingga beberapa analis mulai menurunkan proyeksi harga minyak.