Courtesy of YahooFinance
Minyak mengalami kenaikan setelah penurunan sebelumnya, sementara para pedagang mempertimbangkan ancaman tarif baru dari Presiden terpilih Donald Trump dan kemajuan dalam kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah. Harga minyak Brent diperdagangkan di atas Rp 1.20 juta ($73) per barel setelah pulih dari kerugian sebelumnya. Pengumuman Trump tentang kemungkinan tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China awalnya menyebabkan penguatan dolar, yang berdampak negatif pada komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut.
Minyak mengalami penurunan pada hari Senin setelah Israel mengumumkan bahwa mereka mungkin segera mencapai kesepakatan dengan Hezbollah, yang dapat mengurangi risiko pasokan minyak dari Timur Tengah. Namun, masih belum jelas apakah kelompok yang didukung Iran tersebut akan menerima gencatan senjata. Meskipun ada tanda-tanda positif, kesepakatan antara Israel dan Iran masih bisa gagal. Saat ini, harga minyak diperdagangkan dalam kisaran yang ketat, dengan para pedagang mempertimbangkan risiko geopolitik terkait pasokan dari Rusia dan Iran, serta ekspektasi kelebihan pasokan tahun depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan rebound harga minyak?A
Harga minyak rebound setelah penurunan sebelumnya, dipicu oleh ketidakpastian geopolitik dan potensi kesepakatan antara Israel dan Hezbollah.Q
Siapa yang mengancam tarif baru dan kepada siapa?A
Donald Trump mengancam tarif baru kepada Kanada, Meksiko, dan China.Q
Apa yang sedang dinegosiasikan antara Israel dan Hezbollah?A
Israel dan Hezbollah sedang bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.Q
Apa peran OPEC+ dalam pasar minyak saat ini?A
OPEC+ berperan dalam mengatur produksi minyak dan dapat mempengaruhi harga minyak global.Q
Siapa Robert Lighthizer dan apa hubungannya dengan kebijakan tarif?A
Robert Lighthizer adalah mantan Perwakilan Perdagangan AS yang terlibat dalam kebijakan tarif Trump dan belum mendapatkan peran baru.