Courtesy of InterestingEngineering
Ikhtisar 15 Detik
- Baterai lithium baru memungkinkan UAV beroperasi di suhu ekstrem.
- Inovasi ini mengatasi masalah umum pada baterai lithium di lingkungan dingin.
- Pengembangan ini membuka peluang baru untuk misi di daerah dengan iklim subzero.
Tim penelitian di Dalian Institute of Chemical Physics (DICP) di Tiongkok telah berhasil mengembangkan baterai lithium yang dapat berfungsi dengan baik pada suhu sangat rendah. Baterai ini diuji pada pesawat tanpa awak (UAV) di Mohe City, Provinsi Heilongjiang, dan dapat beroperasi pada suhu hingga -36°C. Inovasi ini sangat penting untuk misi di daerah dingin, seperti eksplorasi kutub, pengawasan perbatasan, dan respons darurat, karena baterai ini tidak mengalami penurunan kinerja yang signifikan saat digunakan dalam kondisi beku.
Baterai baru ini memiliki desain yang lebih baik, termasuk formulasi elektrolit yang dioptimalkan dan bahan anoda yang dimodifikasi, sehingga dapat mencegah masalah seperti penumpukan lithium yang dapat merusak baterai. Selama pengujian, baterai ini menunjukkan daya tahan yang luar biasa, mempertahankan lebih dari 90% kapasitasnya setelah terpapar suhu ekstrem. Dengan kemampuan beroperasi dalam rentang suhu dari -40°C hingga 50°C, teknologi ini diharapkan dapat digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi, termasuk kendaraan listrik dan misi luar angkasa.