Courtesy of InterestingEngineering
Ikhtisar 15 Detik
- Penemuan baru dapat memperpanjang umur baterai lithium-ion secara signifikan.
- Restorasi baterai dapat mengurangi limbah elektronik dan dampak lingkungan.
- Teknologi baru ini berpotensi meningkatkan efisiensi penyimpanan energi di berbagai industri.
Peneliti dari Universitas Fudan di China telah mengembangkan metode untuk memperpanjang umur baterai lithium-ion. Baterai ini memiliki empat komponen utama: katoda, anoda, pemisah, dan elektrolit yang berisi ion lithium. Seiring waktu, beberapa ion lithium membentuk endapan yang disebut "lithium mati," yang mengurangi kapasitas baterai. Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti menganggap kerusakan baterai sebagai kondisi yang dapat diobati. Mereka menemukan cara untuk mengembalikan ion lithium yang hilang dengan menggunakan molekul khusus yang dapat disuntikkan ke dalam baterai yang bermasalah.
Baca juga: Baterai EV yang bertenaga mencapai 570 Wh/kg energi, tetap 78% kuat setelah 1.000 pengisian.
Molekul yang ditemukan, LiSO₂CF₃, dapat larut dalam elektrolit tanpa mengganggu fungsi baterai dan cocok untuk hampir semua baterai yang tersedia di pasaran. Proses rejuvenasi ini sederhana, di mana molekul disuntikkan ke area baterai, dan setelah melepaskan sedikit gas, baterai siap diisi ulang. Dengan metode ini, umur baterai dapat meningkat dari 1.500 siklus menjadi 12.000 siklus, yang tidak hanya meningkatkan kinerja baterai tetapi juga mengurangi limbah elektronik. Penemuan ini berpotensi memberikan manfaat besar dalam mendukung energi berkelanjutan dan mengurangi dampak lingkungan.