Courtesy of TechCrunch
Bench, sebuah startup asal Kanada yang menyediakan perangkat lunak akuntansi berbasis cloud untuk usaha kecil, mengalami kebangkrutan setelah berjuang untuk mencapai keuntungan sejak didirikan pada tahun 2012. Dari tahun 2012 hingga September 2024, Bench menghabiskan Rp 2.22 triliun ($135 juta) dan pada saat tutup, mereka hanya memiliki Rp 13.16 juta ($800.000) di akun Kanada dan kurang dari Rp 6.58 juta ($400.000) di akun AS. Meskipun ada upaya untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan pendapatan, Bench tetap tidak mampu menghentikan akumulasi kerugian yang besar.
Pada bulan Juni 2024, bank terbesar mereka, National Bank of Canada, memberikan pinjaman lebih dari Rp 657.80 miliar ($40 juta) untuk membantu Bench, tetapi hanya dua minggu setelah perjanjian baru, Bench terpaksa tutup. Meskipun demikian, hanya 72 jam setelah kebangkrutan, Employer.com dari AS mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Bench. Kasus kebangkrutan Bench menunjukkan risiko besar yang dihadapi startup ketika memiliki utang yang terlalu banyak, dan para ahli memperkirakan bahwa penutupan startup akan terus meningkat tahun ini.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa penyebab utama kebangkrutan Bench?A
Penyebab utama kebangkrutan Bench adalah krisis likuiditas dan kesulitan mencapai profitabilitas.Q
Berapa jumlah utang yang dimiliki Bench kepada National Bank of Canada?A
Bench memiliki utang sebesar $51 juta kepada National Bank of Canada.Q
Siapa CEO ketiga Bench yang mencoba menjual perusahaan?A
CEO ketiga Bench yang mencoba menjual perusahaan adalah mantan CFO yang diangkat pada tahun 2022.Q
Apa yang terjadi setelah kebangkrutan Bench?A
Setelah kebangkrutan, Employer.com mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Bench.Q
Bagaimana kondisi keuangan Bench sebelum kebangkrutan?A
Sebelum kebangkrutan, Bench mengalami kerugian yang signifikan meskipun ada upaya untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan pendapatan.