Startup fintech Cushion tutup setelah 8 tahun beroperasi dan mengumpulkan lebih dari Rp 328.90 miliar ($20 juta)  dalam pendanaan.
Courtesy of TechCrunch

Rangkuman Berita: Startup fintech Cushion tutup setelah 8 tahun beroperasi dan mengumpulkan lebih dari Rp 328.90 miliar ($20 juta) dalam pendanaan.

TechCrunch
Dari TechCrunch
31 Januari 2025 pukul 04.53 WIB
144 dibaca
Share
Cushion, sebuah startup fintech yang dikenal sebagai "Plaid untuk beli sekarang, bayar nanti," telah memutuskan untuk tutup pada akhir 2024. Pendiri dan CEO-nya, Paul Kesserwani, mengungkapkan bahwa meskipun telah meluncurkan berbagai produk fintech baru, Cushion tidak mencapai skala yang diperlukan untuk mempertahankan bisnisnya. Didirikan pada tahun 2016 di San Francisco, Cushion berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 355.21 miliar ($21,6 juta) dari berbagai investor, tetapi akhirnya tidak dapat bertahan meskipun telah melayani lebih dari 1 juta konsumen.
Cushion menawarkan aplikasi yang membantu pengguna mengelola biaya bank mereka dengan cara bernegosiasi untuk mendapatkan pengembalian biaya yang tidak perlu. Kesserwani terinspirasi untuk membuat Cushion setelah mengalami masalah serupa saat membantu orang tuanya mengelola rekening bank mereka. Meskipun Cushion telah mencapai beberapa pencapaian, seperti memproses lebih dari Rp 4.93 triliun ($300 juta) dalam pinjaman BNPL dan memiliki lebih dari 200.000 pelanggan yang membayar, Kesserwani mengakui bahwa hasil akhir tidak sesuai harapan. Dia tetap optimis dan siap untuk tantangan baru di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi dengan Cushion?
A
Cushion, sebuah startup fintech, telah memutuskan untuk menghentikan operasionalnya pada akhir tahun 2024.
Q
Siapa pendiri Cushion?
A
Pendiri Cushion adalah Paul Kesserwani.
Q
Berapa total dana yang berhasil dihimpun oleh Cushion?
A
Cushion berhasil menghimpun total dana sebesar $21,6 juta dari berbagai investor.
Q
Apa yang dilakukan Cushion untuk konsumen?
A
Cushion menawarkan aplikasi yang membantu konsumen dalam negosiasi biaya bank dan mendapatkan pengembalian biaya.
Q
Apa yang diharapkan untuk tahun 2025 terkait startup?
A
Data menunjukkan bahwa tahun 2025 diperkirakan akan menjadi tahun yang sulit bagi banyak startup, dengan banyak yang kemungkinan akan ditutup.

Rangkuman Berita Serupa

Bench menghabiskan Rp 2.22 triliun ($135 juta)  sebelum ditutup.TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
63 dibaca
Bench menghabiskan Rp 2.22 triliun ($135 juta) sebelum ditutup.
Startup ini dijual seharga Rp 16.45 triliun ($1 miliar) , jadi mengapa pendirinya tidak bangga dengan hasilnya?TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
82 dibaca
Startup ini dijual seharga Rp 16.45 triliun ($1 miliar) , jadi mengapa pendirinya tidak bangga dengan hasilnya?
Tahun 2025 kemungkinan akan menjadi tahun yang brutal lainnya bagi startup yang gagal, menurut data.TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
107 dibaca
Tahun 2025 kemungkinan akan menjadi tahun yang brutal lainnya bagi startup yang gagal, menurut data.
Pasar Beli Sekarang Bayar Nanti di Inggris Berkembang Pesat Menjelang Tahun yang MenantangYahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
147 dibaca
Pasar Beli Sekarang Bayar Nanti di Inggris Berkembang Pesat Menjelang Tahun yang Menantang
Startup fintech yang gagal, Bench, mengumpulkan utang lebih dari Rp 1.07 triliun ($65 juta) , menurut dokumen yang terungkap.TechCrunch
Bisnis
3 bulan lalu
128 dibaca
Startup fintech yang gagal, Bench, mengumpulkan utang lebih dari Rp 1.07 triliun ($65 juta) , menurut dokumen yang terungkap.
Pasar Beli Sekarang Bayar Nanti di Inggris Berkembang Pesat Menjelang Tahun PentingYahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
69 dibaca
Pasar Beli Sekarang Bayar Nanti di Inggris Berkembang Pesat Menjelang Tahun Penting