Courtesy of YahooFinance
Pasar saham Asia mengalami penurunan mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, karena investor menunggu data inflasi penting dari AS yang dapat mempengaruhi kekhawatiran tentang tekanan harga. Data yang dinanti adalah U.S. Core Personal Consumption Expenditures, dengan perkiraan kenaikan bulanan sebesar 0,2% untuk bulan November. Jika data ini lebih tinggi dari yang diperkirakan, pasar mungkin akan mengurangi harapan untuk pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve di tahun depan. Sementara itu, dolar AS mencapai puncak dua tahun, dan pasar obligasi juga terpengaruh dengan imbal hasil 10 tahun yang meningkat.
Baca juga: Saham merosot di Asia, dolar menguat seiring inflasi dan laporan pendapatan yang mendekat.
Di Asia, indeks saham MSCI turun 0,4% dan diperkirakan akan mengalami penurunan mingguan sebesar 2,6%. Sementara itu, yen Jepang melemah, dan bank sentral Jepang mempertahankan suku bunga. Di pasar mata uang, dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya. Data terbaru menunjukkan inflasi inti Jepang meningkat, yang mendukung kemungkinan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Secara keseluruhan, ketidakpastian di pasar diperkirakan akan tetap tinggi, dengan banyak perubahan kebijakan yang mungkin terjadi di tahun 2025.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditunggu investor terkait data inflasi AS?A
Investor menunggu data inflasi inti PCE AS yang dapat mempengaruhi kekhawatiran tentang tekanan harga.Q
Bagaimana kinerja indeks saham Asia-Pasifik baru-baru ini?A
Indeks MSCI Asia-Pasifik mengalami penurunan 0.4% dan diperkirakan mengalami penurunan mingguan sebesar 2.6%.Q
Apa dampak kebijakan Federal Reserve terhadap pasar?A
Kebijakan hawkish Federal Reserve dapat mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga di masa depan.Q
Mengapa yen Jepang melemah dan apa yang dilakukan Bank of Japan?A
Yen Jepang melemah 12% di tahun 2024, dan Bank of Japan mempertahankan suku bunga sambil memperingatkan intervensi.Q
Bagaimana kondisi pasar komoditas saat ini?A
Pasar komoditas tertekan oleh dolar AS yang kuat, dengan harga minyak dan emas mengalami penurunan.