Courtesy of YahooFinance
Harga minyak turun hampir 1% dan berada di bawah Rp 1.15 juta ($70) per barel karena harapan bahwa Federal Reserve AS tidak akan banyak mengurangi suku bunga. Hal ini membuat nilai dolar AS meningkat, sehingga komoditas yang dihargai dalam dolar menjadi kurang menarik. Selain itu, permintaan bensin di China diperkirakan telah mencapai puncaknya, meskipun pertumbuhan petrokimia tetap kuat.
Pasar minyak saat ini berada dalam rentang harga yang sempit sejak pertengahan Oktober, dan diperkirakan akan mengalami fluktuasi harga tahunan terkecil sejak 2020. Para pedagang sedang mempertimbangkan kemungkinan kelebihan pasokan dan permintaan yang lemah dari China, serta risiko geopolitik, seperti kemungkinan tindakan Presiden terpilih Donald Trump terhadap pasokan minyak Iran. Meskipun ada tanda-tanda kelebihan pasokan, banyak yang masih berhati-hati untuk tidak mengambil posisi pendek karena potensi kejutan pasokan di Timur Tengah.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan harga minyak turun di bawah $70 per barel?A
Harga minyak turun karena ekspektasi pemotongan suku bunga yang lebih sedikit oleh Federal Reserve, yang menguatkan dolar.Q
Bagaimana keputusan Federal Reserve mempengaruhi pasar minyak?A
Keputusan Federal Reserve untuk menurunkan biaya pinjaman tetapi membatasi jumlah pengurangan yang diharapkan mempengaruhi daya tarik komoditas yang dihargai dalam dolar.Q
Apa dampak dari permintaan minyak di China terhadap harga minyak global?A
Permintaan minyak di China yang diperkirakan telah mencapai puncaknya dapat menekan harga minyak global.Q
Siapa Joe DeLaura dan apa pandangannya tentang pasar minyak saat ini?A
Joe DeLaura adalah mantan trader dan strategi energi global yang menyatakan bahwa oversupply minyak sedang mengancam pasar.Q
Apa yang dimaksud dengan 'supply glut' dalam konteks pasar minyak?A
'Supply glut' merujuk pada kondisi di mana pasokan minyak melebihi permintaan, yang dapat menyebabkan penurunan harga.