Courtesy of Reuters
Star Health and Allied Insurance Company, yang merupakan perusahaan asuransi kesehatan terbesar di India, baru-baru ini mengalami masalah besar setelah data pelanggan dan catatan medis mereka bocor akibat serangan siber. Seorang peretas meminta tebusan sebesar Rp 1.12 miliar ($68,000) untuk menghentikan penyebaran data sensitif tersebut. Perusahaan ini telah meluncurkan penyelidikan internal dan mengambil tindakan hukum terhadap platform Telegram dan peretas yang dikenal dengan nama xenZen, yang masih membagikan data pelanggan Star.
Baca juga: UnitedHealth meminta penyedia layanan kesehatan untuk membayar kembali pinjaman yang terhack.
Meskipun saham Star mengalami penurunan sebesar 11%, mereka menegaskan bahwa mereka adalah korban dari serangan siber yang terencana. Star juga menyatakan bahwa mereka tidak menemukan kesalahan dari kepala keamanan mereka, Amarjeet Khanuja, meskipun penyelidikan masih berlangsung. Perusahaan ini telah meminta bantuan dari otoritas keamanan siber India untuk membantu mengidentifikasi peretas tersebut, sementara Telegram belum memberikan tanggapan mengenai masalah ini.