Courtesy of YahooFinance
Harga minyak mengalami penurunan karena perdagangan yang sepi menjelang liburan, ditambah dengan tanda-tanda meredanya risiko dari konflik di Timur Tengah. Harga minyak West Texas Intermediate turun lebih dari 2,5% dan berada di bawah Rp 1.15 juta ($70) per barel setelah duta besar Israel untuk AS menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Hezbollah Lebanon bisa terjadi dalam waktu dekat. Para pedagang juga menantikan keputusan OPEC+ mengenai penambahan produksi minyak, sementara analis memperkirakan OPEC+ akan menunda peningkatan produksi yang dijadwalkan pada bulan Januari.
Baca juga: Minyak Mengalami Penurunan dalam Perdagangan Tipis akibat Gencatan Senjata dan Penundaan OPEC+
Di sisi lain, pemerintah Inggris memperluas sanksi terhadap industri energi Rusia, yang memberikan sedikit dukungan harga. Sejak pertengahan Oktober, harga minyak telah berfluktuasi sekitar Rp 98.67 ribu ($6) per barel, dipengaruhi oleh ketegangan baru di Rusia dan Ukraina, serta tanda-tanda meredanya risiko di Timur Tengah. Meskipun ada potensi kelebihan pasokan, beberapa indikasi perbaikan di pasar fisik membantu menstabilkan harga minyak.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan penurunan harga minyak baru-baru ini?A
Penurunan harga minyak disebabkan oleh tanda-tanda berkurangnya risiko dari konflik di Timur Tengah dan perdagangan menjelang liburan.Q
Apa yang diharapkan dari OPEC+ dalam pertemuan mendatang?A
OPEC+ diharapkan untuk menunda kenaikan produksi yang dijadwalkan pada bulan Januari.Q
Siapa Scott Bessent dan apa pandangannya tentang produksi minyak?A
Scott Bessent adalah calon Menteri Keuangan AS yang menyarankan peningkatan produksi minyak harian.Q
Bagaimana sanksi terhadap Rusia mempengaruhi pasar energi?A
Sanksi terhadap Rusia memberikan dukungan harga minyak meskipun ada ketegangan di pasar.Q
Apa hubungan antara konflik di Timur Tengah dan harga minyak?A
Konflik di Timur Tengah mempengaruhi harga minyak dengan menciptakan ketidakpastian di pasar energi global.