Courtesy of Reuters
Qualcomm, perusahaan penyedia chip terbesar untuk smartphone, mengalami kenaikan saham sebesar 4% setelah memprediksi pendapatan kuartalan yang kuat. Hal ini meningkatkan optimisme investor tentang pemulihan pasar smartphone yang dipimpin oleh China. Qualcomm memperkirakan penjualan dan keuntungan yang disesuaikan untuk kuartal pertama akan melebihi ekspektasi pasar, menunjukkan bahwa permintaan smartphone mulai meningkat, terutama di China, yang menyumbang hampir setengah dari pendapatannya. Peluncuran smartphone baru oleh merek seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo juga berkontribusi pada tren positif ini.
Selain itu, Qualcomm sedang berusaha untuk mendiversifikasi pendapatannya karena akan segera kehilangan kontrak menguntungkan dengan Apple, yang sedang mengembangkan chip modemnya sendiri. Meskipun Qualcomm masih akan menjual chip kepada Apple hingga 2026, perusahaan ini juga fokus pada pasar lain seperti otomotif, Internet of Things, dan kecerdasan buatan. Jika tarif impor yang diusulkan oleh Presiden terpilih Donald Trump diterapkan, Qualcomm mungkin akan mempertimbangkan untuk memindahkan produksinya ke Amerika Serikat.