Courtesy of Reuters
Perusahaan Arm dan Qualcomm sedang terlibat dalam perselisihan hukum yang bisa mempengaruhi perkembangan komputer berbasis kecerdasan buatan (AI). Arm menuduh Qualcomm telah menggunakan teknologi mereka tanpa izin, sementara Qualcomm berargumen bahwa teknologi Arm sudah ketinggalan zaman dan berusaha menghalangi persaingan. Perselisihan ini berfokus pada perjanjian lisensi yang dimiliki Qualcomm untuk menggunakan kekayaan intelektual Arm dan akuisisi Qualcomm terhadap perusahaan chip Nuvia senilai Rp 23.02 triliun ($1,4 miliar) pada tahun 2021.
Baca juga: Eksklusif: TSMC menawarkan kerjasama pabrik kepada Nvidia, AMD, dan Broadcom, kata sumber.
Dalam persidangan yang diharapkan berlangsung selama satu minggu, kedua perusahaan akan menghadirkan bukti dan saksi untuk mendukung klaim mereka. Arm menginginkan agar Qualcomm menghancurkan desain Nuvia yang mereka anggap tidak sah, sementara Qualcomm percaya bahwa mereka memiliki hak lisensi yang kuat untuk menggunakan desain tersebut. Persidangan ini melibatkan CEO dari kedua perusahaan dan bisa menentukan arah persaingan di industri chip dan teknologi AI di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi inti dari litigasi antara Arm dan Qualcomm?A
Inti dari litigasi adalah sengketa kontrak terkait penggunaan teknologi Arm oleh Qualcomm tanpa izin.Q
Siapa yang diharapkan memberikan kesaksian dalam persidangan?A
Cristiano Amon, Rene Haas, dan Gerard Williams diharapkan memberikan kesaksian dalam persidangan.Q
Apa yang diklaim oleh Arm terhadap Qualcomm?A
Arm mengklaim bahwa Qualcomm menggunakan teknologi mereka tanpa izin dan ingin menghentikan kompetisi.Q
Mengapa Qualcomm merasa berhak menggunakan teknologi Nuvia?A
Qualcomm merasa bahwa hak lisensi mereka mencakup penggunaan desain yang dibuat berdasarkan teknologi Nuvia.Q
Apa dampak dari sengketa ini terhadap industri kecerdasan buatan?A
Sengketa ini dapat mengganggu pengembangan chip AI baru dan mempengaruhi persaingan di pasar PC.