Courtesy of InterestingEngineering
Ikhtisar 15 Detik
- Penelitian ini berpotensi meningkatkan jarak tempuh mobil listrik hingga 1.000 kilometer.
- Tim peneliti berhasil mengidentifikasi dan mengatasi masalah oksigen yang berbahaya dalam baterai.
- Pendekatan inovatif mereka dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan energi baterai.
Tim peneliti dari Ulsan National Institute of Science and Technology (UNIST) telah membuat kemajuan penting dalam mengatasi tantangan baterai generasi berikutnya. Mereka fokus pada bahan katoda baru yang disebut quasi-lithium, yang dapat memungkinkan mobil listrik menempuh jarak hingga 1.000 kilometer dengan sekali pengisian. Namun, tantangan besar adalah risiko pelepasan gas oksigen yang berbahaya saat pengisian daya pada tegangan tinggi. Tim UNIST menemukan bahwa gas oksigen ini dilepaskan saat pengisian di atas 4,25 volt, yang dapat merusak struktur baterai dan berpotensi menyebabkan ledakan.
Baca juga: Baterai EV yang bertenaga mencapai 570 Wh/kg energi, tetap 78% kuat setelah 1.000 pengisian.
Untuk mengatasi masalah ini, peneliti mengusulkan pendekatan inovatif dengan mengganti beberapa logam transisi dalam quasi-lithium dengan elemen yang memiliki elektronegativitas lebih rendah. Perubahan ini membantu mencegah oksidasi oksigen dan mengurangi pelepasan gas. Selain meningkatkan keamanan, strategi ini juga memungkinkan baterai menyimpan lebih banyak energi, sehingga meningkatkan kapasitas penyimpanan baterai. Penelitian ini didukung oleh National Research Foundation of Korea (NRF) dan dipublikasikan di jurnal Science Advances.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan oleh tim peneliti di UNIST?A
Tim peneliti di UNIST menemukan solusi untuk masalah oksigen yang dilepaskan selama pengisian daya baterai quasi-lithium.Q
Mengapa material quasi-lithium berpotensi meningkatkan kapasitas baterai?A
Material quasi-lithium dapat menyimpan 30% hingga 70% lebih banyak energi dibandingkan teknologi baterai saat ini.Q
Apa masalah utama yang terkait dengan pengisian daya pada baterai quasi-lithium?A
Masalah utama adalah oksigen yang terjebak dalam material baterai dapat teroksidasi dan dilepaskan sebagai gas, yang berisiko menyebabkan ledakan.Q
Bagaimana tim peneliti mengatasi masalah oksigen dalam baterai?A
Mereka mengusulkan untuk mengganti logam transisi dengan elemen dengan elektronegativitas lebih rendah untuk mencegah oksidasi oksigen.Q
Apa dampak dari penelitian ini terhadap mobil listrik?A
Penelitian ini dapat memungkinkan mobil listrik untuk menempuh jarak hingga 1.000 kilometer dengan satu pengisian daya.