Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Rupiah menguat terhadap dolar AS di tengah ketidakpastian ekonomi global.
- Kebijakan tarif Donald Trump memicu ketegangan dalam perdagangan internasional.
- Potensi resesi di AS semakin nyata, yang dapat mempengaruhi pasar global.
Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena adanya kekhawatiran tentang potensi resesi di AS dan kebijakan tarif yang dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump. Pada hari Jumat, 14 Maret 2025, rupiah ditutup di angka Rp16.345 per dolar, menguat 0,46% dari hari sebelumnya. Namun, secara mingguan, rupiah masih melemah 0,34%. Sementara itu, indeks dolar AS juga mengalami kenaikan.
Volatilitas pasar meningkat karena Trump mengancam akan mengenakan tarif 200% pada produk alkohol dari Eropa, yang dapat memperburuk ketegangan perdagangan global. Di sisi lain, Uni Eropa juga merencanakan tarif balasan terhadap produk AS. Selain itu, situasi antara Ukraina dan Rusia semakin rumit, dan ada kekhawatiran bahwa resesi di AS bisa terjadi dengan peluang mencapai 50%. Oleh karena itu, pelaku pasar perlu terus memantau kondisi global karena nilai tukar rupiah masih sangat tidak stabil.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS?A
Nilai tukar rupiah menguat 0,46% terhadap dolar AS, ditutup di angka Rp16.345/US$.Q
Siapa yang mengancam untuk memberlakukan tarif 200% pada produk impor dari Eropa?A
Donald Trump yang mengancam untuk memberlakukan tarif 200% pada produk impor dari Eropa.Q
Apa dampak dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh Donald Trump?A
Kebijakan tarif tersebut meningkatkan ketegangan perdagangan global dan risiko perlambatan ekonomi.Q
Bagaimana kondisi ekonomi AS saat ini terkait dengan potensi resesi?A
Kondisi ekonomi AS menunjukkan potensi resesi yang semakin nyata, dengan peluang mencapai 50%.Q
Apa yang diharapkan oleh pasar terkait dengan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia?A
Pasar semakin memudar harapannya akan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia.