Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Pasar saham AS berisiko mengalami penurunan lebih lanjut akibat tarif dan pengeluaran fiskal yang lebih rendah.
- Michael Wilson memperkirakan S&P 500 akan mencapai titik terendah sekitar 5.500 poin sebelum pulih.
- Volatilitas di pasar diperkirakan akan berlanjut seiring dengan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi.
Saham-saham di AS berisiko turun sekitar 5% karena kekhawatiran tentang dampak tarif dan pengurangan pengeluaran fiskal terhadap pendapatan perusahaan, menurut Michael Wilson dari Morgan Stanley. Ia memperkirakan indeks S&P 500 akan mencapai titik terendah sekitar 5.500 poin pada paruh pertama tahun ini, sebelum pulih menjadi 6.500 poin pada akhir 2025. Meskipun ada potensi kenaikan 13% dari level saat ini, Wilson memperingatkan bahwa pasar akan mengalami volatilitas karena risiko pertumbuhan yang mungkin memburuk sebelum membaik.
Wilson juga menyebutkan bahwa jika terjadi resesi, indeks S&P 500 bisa turun hingga 20%. Saham-saham AS telah tertinggal dibandingkan dengan pasar internasional tahun ini, terutama karena kekhawatiran tentang valuasi perusahaan teknologi. Meskipun demikian, ia percaya bahwa pola musiman menunjukkan bahwa revisi pendapatan dan kinerja S&P 500 bisa membaik dalam beberapa minggu ke depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diprediksi Michael Wilson tentang pasar saham AS?A
Michael Wilson memprediksi bahwa pasar saham AS berisiko turun 5% karena kekhawatiran tentang dampak tarif dan pengeluaran fiskal yang lebih rendah.Q
Mengapa tarif menjadi perhatian bagi pendapatan korporat?A
Tarif dapat meningkatkan biaya bagi perusahaan, yang pada gilirannya dapat mengurangi pendapatan korporat.Q
Apa target akhir S&P 500 menurut Michael Wilson?A
Target akhir S&P 500 menurut Michael Wilson adalah sekitar 6.500 poin pada akhir 2025.Q
Apa yang dapat menyebabkan penurunan 20% pada S&P 500?A
Penurunan 20% pada S&P 500 dapat terjadi jika terjadi resesi.Q
Bagaimana kinerja saham AS dibandingkan dengan rekan internasionalnya?A
Saham AS telah tertinggal dibandingkan dengan rekan internasionalnya tahun ini karena kekhawatiran valuasi yang mempengaruhi perusahaan teknologi.