Courtesy of TechCrunch
CEO Perplexity, Aravind Srinivas, menghadapi kritik terkait cara platformnya menangani konten dari sumber lain. Beberapa perusahaan berita, termasuk Dow Jones dan New York Post, telah menggugat Perplexity karena dianggap mencuri konten. Meskipun Srinivas menyatakan bahwa Perplexity selalu mencantumkan sumbernya dan tidak mengklaim kepemilikan atas konten tersebut, banyak yang khawatir bahwa platform ini menyalin informasi secara besar-besaran dan bersaing dengan penerbit berita untuk audiens yang sama. Sebuah laporan juga menunjukkan bahwa ringkasan yang dibuat Perplexity mengandung banyak pengulangan dari artikel lain.
Srinivas menjelaskan bahwa Perplexity dirancang untuk membantu pengguna memahami informasi, terutama dalam konteks penelitian keuangan, dan bukan untuk menggantikan berita harian. Dia juga menyebutkan bahwa Perplexity sedang bekerja sama dengan beberapa perusahaan media dalam program berbagi pendapatan. Meskipun ada tantangan hukum, Perplexity terus berkembang dan berusaha untuk memberikan akses yang lebih luas terhadap fakta-fakta yang dianggap penting oleh masyarakat.