Courtesy of YahooFinance
PineBridge Investments dan JPMorgan Asset Management tetap optimis terhadap obligasi berisiko tinggi di Asia meskipun ada masalah di sektor properti China. Mereka percaya bahwa obligasi ini menawarkan imbal hasil yang tinggi, sekitar 10%, dan memperkirakan bahwa tingkat gagal bayar akan menurun tahun ini. Meskipun indeks obligasi berisiko di Asia mengalami penurunan 0,5% tahun ini, mereka mencatat bahwa sektor lain, seperti utilitas dan bahan dasar, menunjukkan kinerja yang baik.
Para investor merasa percaya diri karena perusahaan-perusahaan di Asia memiliki neraca keuangan yang sehat dan dapat bertahan meskipun ada tantangan ekonomi. Meskipun ada kekhawatiran tentang penjualan properti yang lemah di China dan ketidakpastian terkait tarif AS, para analis yakin bahwa obligasi berisiko tinggi di Asia masih akan memberikan hasil yang baik sepanjang tahun 2025. Mereka juga mencatat bahwa obligasi dari negara-negara seperti Pakistan dan Sri Lanka telah menunjukkan kinerja positif, menambah daya tarik investasi di kawasan ini.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi fokus utama PineBridge Investments dan JPMorgan Asset Management terkait obligasi di Asia?A
PineBridge Investments dan JPMorgan Asset Management fokus pada obligasi junk di Asia karena yield yang tinggi dan prospek ekonomi yang mendukung.Q
Mengapa obligasi junk di Asia menarik bagi investor saat ini?A
Obligasi junk di Asia menarik karena menawarkan premi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasar global lainnya.Q
Apa dampak dari sektor properti Tiongkok terhadap pasar obligasi Asia?A
Sektor properti Tiongkok memberikan tekanan pada pasar obligasi Asia, tetapi investor tetap optimis terhadap kinerja obligasi di luar sektor tersebut.Q
Bagaimana proyeksi pengembalian obligasi junk di Asia untuk tahun 2025?A
Proyeksi pengembalian obligasi junk di Asia untuk tahun 2025 diperkirakan akan mencapai pengembalian satu digit tinggi.Q
Apa yang dikatakan para ahli tentang dampak tarif AS terhadap peminjam obligasi di Asia?A
Para ahli berpendapat bahwa dampak tarif AS terhadap peminjam obligasi di Asia kemungkinan akan terbatas karena eksposur mereka yang minimal terhadap pasar AS.