Courtesy of YahooFinance
Harga minyak turun pada hari Selasa setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk meningkatkan produksi minyak AS dan mengisyaratkan kemungkinan tarif terhadap Kanada dan Meksiko, yang menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun sekitar 2% menjadi Rp 1.25 juta ($76) per barel, sementara Brent juga turun lebih dari 1% mendekati Rp 1.30 juta ($79) . Trump mengumumkan keadaan darurat energi nasional dan mempercepat proses izin untuk eksplorasi sumber daya di Alaska.
Selain itu, Trump juga menyatakan niatnya untuk mengenakan tarif mulai 1 Februari, yang dapat memicu balasan dari mitra dagang AS. Dia juga menarik AS dari perjanjian iklim Paris dan berencana untuk mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis yang sempat dikurangi selama pemerintahan Biden. Meskipun harga minyak mengalami penurunan, WTI dan Brent masih menunjukkan kenaikan lebih dari 5% sejak awal tahun, didorong oleh cuaca dingin dan sanksi terhadap energi Rusia.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada harga minyak setelah Trump menandatangani perintah eksekutif?A
Harga minyak turun setelah Trump menandatangani perintah eksekutif yang bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak domestik.Q
Apa tujuan dari perintah eksekutif yang ditandatangani Trump terkait Alaska?A
Perintah eksekutif tersebut bertujuan untuk mempercepat proses perizinan dan penyewaan proyek sumber daya di Alaska.Q
Mengapa ada kekhawatiran tentang perang dagang antara AS dan mitra dagangnya?A
Kekhawatiran muncul karena Trump mengancam untuk mengenakan tarif pada Kanada dan Meksiko, yang dapat memicu balasan dari negara-negara tersebut.Q
Apa yang dilakukan Trump terkait Perjanjian Iklim Paris?A
Trump menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris, yang sebelumnya diikuti oleh Biden.Q
Bagaimana dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap harga minyak?A
Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan lonjakan harga minyak, yang mendorong penarikan dari Cadangan Minyak Strategis.