Courtesy of TechCrunch
PharmEasy, sebuah apotek online di India, kini dinilai sekitar Rp 7.50 triliun ($456 juta) setelah investor Janus Henderson melaporkan bahwa nilai sahamnya yang berjumlah 12,9 juta mencapai Rp 12.60 juta ($766.043) . Ini merupakan penurunan 92% dari nilai tertinggi PharmEasy yang mencapai Rp 92.09 triliun ($5,6 miliar) . Meskipun PharmEasy berhasil mengumpulkan lebih dari Rp 3.29 triliun ($200 juta) tahun ini dan bersiap untuk mengajukan penawaran umum perdana (IPO) tahun depan, nilai perusahaan tetap rendah. Mereka juga melakukan rights issue untuk mengatasi masalah pendanaan dan utang, yang memungkinkan mereka mengumpulkan Rp 6.86 triliun ($417 juta) .
PharmEasy, yang didukung oleh beberapa investor besar, seperti Prosus dan Temasek, merupakan salah satu apotek online terbesar di India. Namun, tantangan keuangan muncul setelah mereka menunda IPO senilai Rp 13.86 triliun ($843 juta) yang direncanakan pada November 2021. Perusahaan ini kemudian beralih ke pembiayaan utang, termasuk pinjaman Rp 4.93 triliun ($300 juta) dari Goldman Sachs, tetapi mengalami kesulitan dalam membayar utang tersebut dan mengumpulkan dana baru di pasar yang semakin sulit.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan valuasi PharmEasy menurun?A
Valuasi PharmEasy menurun karena penurunan harga saham yang signifikan dan kesulitan finansial meskipun telah mengumpulkan modal baru.Q
Berapa banyak modal yang berhasil dikumpulkan PharmEasy melalui hak isu?A
PharmEasy berhasil mengumpulkan $417 juta melalui hak isu.Q
Siapa investor utama yang mendukung PharmEasy?A
Investor utama yang mendukung PharmEasy termasuk Prosus, Temasek, TPG, dan B Capital.Q
Apa yang terjadi dengan rencana IPO PharmEasy pada tahun 2021?A
Rencana IPO PharmEasy pada tahun 2021 ditunda karena masalah keuangan dan pasar yang memburuk.Q
Mengapa pinjaman dari Goldman Sachs menjadi masalah bagi PharmEasy?A
Pinjaman dari Goldman Sachs menjadi masalah karena PharmEasy kesulitan membayar kembali utang dan mengumpulkan ekuitas baru.