Courtesy of TechCrunch
PharmEasy, sebuah apotek online di India, mengalami penurunan nilai yang signifikan, dari puncaknya sebesar Rp 92.09 triliun ($5,6 miliar) menjadi sekitar Rp 7.50 triliun ($456 juta) . Penurunan ini terjadi meskipun perusahaan telah mengumpulkan lebih dari Rp 3.29 triliun ($200 juta) tahun ini dan berencana untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) tahun depan. Untuk mengatasi masalah keuangan, PharmEasy meluncurkan rights issue, yang memungkinkan pemegang saham membeli saham dengan harga diskon, dan berhasil mengumpulkan Rp 6.86 triliun ($417 juta) dari proses tersebut.
Perusahaan ini didukung oleh beberapa investor besar dan merupakan salah satu apotek online terbesar di India. Namun, nilai saat ini jauh di bawah Rp 9.87 triliun ($600 juta) yang dibayarkan untuk mengakuisisi jaringan laboratorium diagnostik Thyrocare pada tahun 2021. PharmEasy juga menghadapi tantangan keuangan setelah menunda IPO senilai Rp 13.86 triliun ($843 juta) yang direncanakan pada November 2021 dan terpaksa mencari pembiayaan utang, termasuk pinjaman Rp 4.93 triliun ($300 juta) dari Goldman Sachs, yang menjadi masalah saat perusahaan kesulitan membayar kembali.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan penurunan valuasi PharmEasy?A
Penurunan valuasi PharmEasy disebabkan oleh masalah keuangan dan kesulitan dalam pembayaran utang.Q
Berapa banyak modal yang berhasil dikumpulkan PharmEasy melalui hak isu?A
PharmEasy berhasil mengumpulkan $417 juta melalui hak isu.Q
Siapa yang melaporkan valuasi PharmEasy yang menurun?A
Valuasi PharmEasy yang menurun dilaporkan oleh Janus Henderson.Q
Apa yang dilakukan PharmEasy untuk mengatasi masalah keuangan?A
PharmEasy meluncurkan hak isu dan mencari modal baru untuk mengatasi masalah keuangan.Q
Apa yang terjadi dengan rencana penawaran umum perdana PharmEasy?A
Rencana penawaran umum perdana PharmEasy ditunda dan tidak terlaksana pada November 2021.