Courtesy of TechCrunch
Rangkuman Berita: Joby meluncurkan penawaran umum senilai Rp 3.29 triliun ($200 juta) menjelang peluncuran eVTOL komersial pada tahun 2025.
Share
Joby Aviation, sebuah perusahaan yang mengembangkan kendaraan terbang vertikal listrik, telah meluncurkan penawaran umum untuk menjual saham senilai hingga Rp 3.29 triliun ($200 juta) . Uang yang didapat dari penawaran ini akan digunakan untuk mendanai proses sertifikasi dan produksi, serta mempersiapkan peluncuran komersial pada tahun 2025. Joby juga berencana untuk meluncurkan taksi udara di kota-kota besar seperti New York dan Los Angeles, bekerja sama dengan Delta Air Lines dan Uber, serta di Dubai dan Abu Dhabi.
Baca juga: Model produksi pertama Jetson mobil terbang terbang dengan stabilitas, mendarat tanpa masalah.
Sebelum peluncuran, Joby harus menyelesaikan proses sertifikasi untuk memastikan bahwa desain pesawatnya memenuhi standar keselamatan yang diperlukan. Penawaran umum ini muncul setelah badan penerbangan AS, FAA, memberikan izin bagi eVTOL untuk berbagi ruang udara dengan helikopter dan pesawat lain, serta menetapkan pedoman untuk pelatihan pilot dan aturan operasional.
Rangkuman Berita Serupa
Sains
3 bulan lalu
82 dibaca
150 mph: Pesawat listrik perusahaan Inggris mencapai tonggak penerbangan bersejarah dengan dorongan.
Teknologi
3 bulan lalu
176 dibaca
Taksi terbang ada di cakrawala saat penerbangan melambung ke batas baru.
Bisnis
3 bulan lalu
48 dibaca
Mimpi Taksi Udara Lilium yang Listrik Kembali Terbang—Semoga Saja
Teknologi
4 bulan lalu
97 dibaca
Mobil terbang yang terbuat dari 90% serat karbon menawarkan jarak tempuh 124 mil, dengan waktu pengisian ulang 30 menit.
Bisnis
4 bulan lalu
94 dibaca
Jetson ONE mempersiapkan panggung untuk balapan eVTOL, dengan kemampuan pilot yang gesit di sekitar pylon setinggi 26 kaki.
Bisnis
4 bulan lalu
41 dibaca
Joby meluncurkan penawaran umum senilai Rp 4.93 triliun ($300 juta) menjelang peluncuran eVTOL komersial pada tahun 2025.
Bisnis
5 bulan lalu
68 dibaca
Analisis - Jatuhnya Lilium menyoroti krisis keuangan taksi udara