Courtesy of Axios
Dalam pemilihan yang bersejarah ini, banyak orang terpelajar seperti miliarder, pejabat terpilih, dan jurnalis jatuh ke dalam jebakan berita palsu dan teori konspirasi. Media sosial dan politik yang terpolarisasi membuat masalah ini semakin parah, dengan banyak klaim yang salah atau menyesatkan yang disebarkan oleh akun-akun partisan. Misalnya, beberapa influencer menyebarkan informasi palsu tentang Wakil Presiden Kamala Harris menggunakan teleprompter, dan seorang anggota kongres memposting gambar berita yang ternyata juga palsu. Bahkan Elon Musk, pemilik platform X, sering kali mempromosikan klaim yang tidak berdasar tentang kecurangan pemilu.
Baca juga: Pemeriksaan Fakta 'Cara Terbaik' Untuk Melawan Misinformasi Kesehatan, Kata Orang Amerika
Krisis informasi ini tidak hanya terjadi di kalangan pendukung Trump, tetapi juga di pihak lain. Banyak orang yang terjebak dalam teori konspirasi, seperti yang terjadi setelah percobaan pembunuhan terhadap Trump. Survei menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden merasa bingung dan tidak bisa mempercayai informasi politik yang ada. Dengan semakin banyaknya konten yang dihasilkan oleh AI, situasi ini mungkin akan semakin buruk di masa depan.