Courtesy of YahooFinance
Menurut laporan dari Rapidan Energy Group, harga minyak diperkirakan akan mengalami lonjakan mulai pertengahan dekade berikutnya karena permintaan yang terus meningkat, terutama dari China. Meskipun ada prediksi bahwa permintaan global akan mencapai puncaknya pada tahun 2030, kenyataannya adalah pasokan minyak akan semakin berkurang. Jika tidak ada investasi yang cukup dalam proyek pasokan minyak baru, harga bisa melonjak hingga Rp 2.47 juta ($150) per barel pada tahun 2035.
Namun, dalam jangka pendek, harga minyak diperkirakan akan turun menjadi Rp 904.48 ribu ($55) per barel selama dua atau tiga tahun ke depan karena kelebihan pasokan dari negara-negara di luar OPEC+, seperti AS dan Brasil. Hal ini membuat OPEC+ berada dalam posisi sulit, di mana mereka harus memilih antara mengorbankan pangsa pasar atau membiarkan harga turun untuk menekan pesaing mereka.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diprediksi oleh Rapidan Energy Group tentang harga minyak di masa depan?A
Rapidan Energy Group memprediksi bahwa harga minyak akan mengalami siklus boom mulai pertengahan dekade berikutnya karena pertumbuhan permintaan yang terus berlanjut.Q
Mengapa permintaan minyak diperkirakan akan terus tumbuh hingga 2050?A
Permintaan minyak diperkirakan akan terus tumbuh hingga 2050 karena negara-negara konsumen tidak mau menerima dampak negatif dari pergeseran massal ke kendaraan listrik.Q
Apa dampak dari investasi yang tidak cukup dalam proyek pasokan minyak baru?A
Tanpa investasi yang cukup dalam proyek pasokan minyak baru, harga minyak bisa melonjak hingga $150 per barel.Q
Bagaimana posisi OPEC+ dalam menghadapi harga minyak yang rendah?A
OPEC+ berada dalam posisi sulit, di mana mereka mungkin harus mengorbankan pangsa pasar lebih banyak atau membiarkan harga turun untuk menekan pesaing.Q
Apa peran China dalam permintaan minyak global?A
China adalah penggerak utama dalam penjualan kendaraan listrik, tetapi konsumsi bahan bakar minyak di negara tersebut masih terus meningkat.