Courtesy of YahooFinance
Minyak terus mengalami kenaikan menjelang akhir tahun, dengan harga Brent naik di atas Rp 1.22 juta ($74) per barel setelah aktivitas pabrik di China, sebagai pengimpor minyak terbesar di dunia, menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Ekonomi China mulai pulih berkat langkah-langkah stimulus, meskipun ada ancaman perang dagang baru dari pemerintahan Trump yang akan datang. Meskipun harga minyak mengalami penurunan tahunan yang lebih kecil dibandingkan tahun lalu, investor tetap optimis dengan meningkatnya taruhan bullish pada minyak mentah West Texas Intermediate (WTI).
Namun, pasar minyak juga menghadapi tantangan seperti kelebihan pasokan global dan potensi tarif dari Trump terhadap China, Kanada, dan Meksiko. Beberapa bank memprediksi harga minyak akan terus melemah dalam dua tahun ke depan, tetapi ketegangan di Timur Tengah atau Ukraina bisa memberikan dukungan jangka pendek bagi harga minyak. Beberapa ahli percaya bahwa produsen minyak mungkin akan lebih disiplin dalam produksi, dan peristiwa tak terduga bisa mempengaruhi pasar minyak.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada harga minyak Brent baru-baru ini?A
Harga minyak Brent mengalami kenaikan di atas $74 per barel setelah aktivitas pabrik di Tiongkok meningkat.Q
Siapa yang mengancam akan memberlakukan tarif pada Tiongkok?A
Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif pada Tiongkok, Kanada, dan Meksiko.Q
Apa yang diharapkan oleh Xi Jinping untuk pertumbuhan ekonomi Tiongkok?A
Xi Jinping mengharapkan pertumbuhan produk domestik bruto Tiongkok sekitar 5% untuk tahun 2024.Q
Apa tantangan yang dihadapi OPEC+ saat ini?A
OPEC+ menghadapi tantangan oversupply global yang menyulitkan mereka untuk menghidupkan kembali produksi yang terhenti.Q
Siapa yang memberikan pandangan positif tentang pasar minyak meskipun ada bearishness?A
John Driscoll dari JTD Energy Services Pte memberikan pandangan positif tentang pasar minyak meskipun ada sentimen bearish.