
CEO baru Intel, Lip-Bu Tan, mengumumkan langkah tegas untuk membangkitkan perusahaan melalui restrukturisasi besar-besaran yang mencakup pengurangan jumlah karyawan. Tan menegaskan pentingnya reorganisasi untuk meningkatkan efisiensi di tengah tantangan industri dan ketatnya persaingan. Bloomberg melaporkan bahwa Intel akan memangkas hingga 20% dari total 108.900 karyawan pada akhir 2024, yang berarti sekitar 21.780 karyawan akan dirumahkan.
Pemangkasan ini akan dimulai pada Q2 2025 dan dipercepat dalam beberapa bulan ke depan. Tan juga menetapkan target pengeluaran operasional non-GAAP sebesar USRp 279.56 triliun ($17 miliar) pada 2025, turun dari target sebelumnya USRp 287.79 triliun ($17,5 miliar) , dan lebih rendah lagi menjadi USRp 263.12 triliun ($16 miliar) pada 2026. Selain PHK, Intel juga akan merampingkan struktur organisasinya, menghapus birokrasi yang memperlambat inovasi, dan memfokuskan investasi pada talenta rekayasa dan peta jalan teknologi.
Tan mengkritik budaya kerja Intel yang dianggap lamban dan kompleks, dan berjanji melakukan perubahan budaya perusahaan untuk mempercepat pengambilan keputusan serta memberdayakan tim kecil dalam mengembangkan inovasi, khususnya di bidang AI. Intel juga menjual 51% saham divisi logika terprogram Altera kepada Silver Lake Partners, menghasilkan dana segar sekitar USRp 148.00 triliun ($9 miliar) . Tan berkomitmen untuk mengembalikan fokus Intel pada kekuatan intinya yakni inovasi dan rekayasa.