
Penerbangan iPhone skala besar dari India ke AS dilakukan sebagai respons atas kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Kebijakan ini kemudian ditangguhkan selama 90 hari, namun tetap menimbulkan kepanikan di kalangan raksasa teknologi. Foxconn dan Tata, penyuplai utama Apple di India, segera menggenjot produksi dan memesan pesawat kargo untuk menerbangkan 600 ton iPhone ke AS pada Maret 2025.
Foxconn mengekspor iPhone senilai USRp 21.54 triliun ($1,31 miliar) pada Maret 2025, yang setara dengan penggabungan ekspor Januari dan Februari. Sementara itu, Tata mengekspor iPhone senilai USRp 10.06 triliun ($612 juta) pada bulan yang sama. Pengiriman ini mencakup berbagai model iPhone seperti iPhone 13, 14, 15, 16, dan 16e, dengan tujuan utama ke kota-kota besar di AS seperti Los Angeles, New York, dan Chicago.
Untuk mempercepat pengiriman, Apple melobi otoritas bandara India untuk memangkas waktu proses birokrasi bea cukai di bandara Chennai dari 30 jam menjadi 6 jam. Langkah ini diambil untuk memitigasi dampak tarif resiprokal yang dikenakan oleh AS. Pengiriman besar-besaran ini menunjukkan betapa seriusnya Apple dan penyuplai mereka dalam menghadapi tantangan tarif perdagangan internasional.