
Kecerdasan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan lingkungan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ibu berperan penting dalam mewariskan kecerdasan melalui kromosom X yang dimiliki dua kali lipat dibandingkan ayah yang hanya memiliki satu kromosom X. Ini memberikan peluang lebih besar bagi ibu untuk mewariskan gen kecerdasan pada anak-anak mereka.
Selain itu, ayah juga berperan penting dengan mewariskan sifat seperti intuisi dan emosi yang dapat mendukung kecerdasan secara tidak langsung. Gen-gen yang berasal dari ayah memiliki pola aktif dan nonaktif yang berbeda dari gen ibu, yang turut menentukan perkembangan potensi kecerdasan anak secara keseluruhan.
Penelitian ini melibatkan 12.686 remaja berusia 14-22 tahun, yang ditanya tentang berbagai faktor seperti ras, tingkat pendidikan, sosial, dan ekonomi. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memahami hubungan antara latar belakang dan genetik dalam membentuk kecerdasan anak-anak tersebut.
Data World Population Review 2024 mengungkap bahwa negara-negara Asia Timur seperti China, Taiwan, Hong Kong, dan Macau memiliki rata-rata IQ tertinggi dunia, yaitu 107. Negara-negara ini diikuti oleh Korea Selatan dan Jepang dengan IQ 106, menunjukkan kawasan ini sebagai episentrum kecerdasan global yang mengungguli banyak negara Barat.
Di Asia Tenggara, Singapura memimpin dengan skor IQ 105, sementara negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Indonesia masih menunjukkan tantangan dalam potensi intelektual, terutama Indonesia dengan IQ 93,2. Hal ini memberi sinyal bahwa masih banyak pekerjaan rumah dalam reformasi pendidikan dan sosial untuk mengangkat kualitas kecerdasan anak bangsa.