Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Membayangkan Ulang Energi Nuklir: Keamanan, Fusi, dan Aplikasi Baru

Share

Cerita ini membahas transformasi sektor nuklir global yang melibatkan inovasi dan tantangan keamanan—dari pergeseran kebijakan fusi di Jerman, inovasi kapal kargo bertenaga nuklir di China, hingga peringatan keamanan di fasilitas nuklir seperti Chernobyl. Upaya-upaya ini, jika berhasil, dapat mengubah lanskap energi nuklir demi keamanan dan keberlanjutan masa depan manusia.

08 Des 2025, 22.03 WIB

China Rancang Kapal Kontainer Nuklir Pertama untuk Masa Depan Pelayaran Hijau

China Rancang Kapal Kontainer Nuklir Pertama untuk Masa Depan Pelayaran Hijau
China berencana membangun kapal kontainer pertama di dunia yang menggunakan tenaga nuklir untuk membantu industri pelayaran mengurangi emisi karbon dioksida. Kapal ini dirancang oleh Jiangnan Shipyard dan akan mampu membawa 25.000 kontainer, sebuah kapasitas besar yang menunjukkan ambisi China dalam teknologi kapal canggih. Kapal tersebut akan menggunakan reaktor nuklir berbasis thorium dengan output 200 megawatt dan diperkirakan dapat beroperasi selama 40 tahun tanpa perlu pengisian bahan bakar ulang seperti kapal konvensional. Teknologi ini sudah lama digunakan di kapal perang dan kapal selam, tetapi belum pernah diterapkan di kapal kontainer komersial. Meskipun memberikan banyak keuntungan seperti emisi nol saat operasi, jarak pelayaran sangat jauh tanpa pengisian ulang, dan biaya bahan bakar yang lebih rendah, proyek ini masih menghadapi kendala besar terkait peraturan dan otoritas yang bisa menyetujui pembangunan kapal nuklir untuk tujuan komersial. Di tengah penurunan pesanan kapal China dan tekanan dari Amerika Serikat yang ingin menghidupkan kembali industri galangan kapalnya, perusahaan induk Jiangnan, China State Shipbuilding Corp, berfokus untuk maju ke produksi kapal yang lebih inovatif dan berteknologi tinggi demi memperkuat posisi pasar mereka di dunia. Langkah ini mencerminkan tren global dalam industri pelayaran yang mulai serius mengadopsi energi bersih dan teknologi baru untuk menggantikan bahan bakar fosil, di samping perusahaan lain di China yang juga menyiapkan kapal listrik dan kapal dengan teknologi modern lainnya untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan.
08 Des 2025, 20.45 WIB

Jerman Beralih ke Energi Fusi Nuklir: Masa Depan Bersih dan Tak Terbatas

Jerman Beralih ke Energi Fusi Nuklir: Masa Depan Bersih dan Tak Terbatas
Setelah bertahun-tahun menjauhi energi nuklir berbasis fisi karena kecemasan akan keselamatan, Jerman kini mulai mengalihkan perhatiannya ke penelitian fusi nuklir. Keputusan ini muncul setelah terobosan ilmiah signifikan yang menunjukkan bahwa fusi bisa menjadi sumber energi bersih dan aman di masa depan. Fusi nuklir bekerja dengan cara menggabungkan atom hidrogen menjadi energi, berbeda dari fisi yang memecah atom berat dan menghasilkan limbah radioaktif berbahaya. Teknologi ini menawarkan potensi energi yang sangat besar dengan risiko lingkungan yang sangat minim. Di Amerika Serikat, fasilitas National Ignition Facility berhasil mencapai titik 'ignition' pada tahun 2022, di mana energi yang dihasilkan dari reaksi fusi melebihi energi yang digunakan untuk memicu reaksi tersebut. Keberhasilan ini telah diuji ulang dan diverifikasi, membangun kepercayaan pada teknologi fusi. Untuk mewujudkan fusi secara komersial, dibutuhkan infrastruktur besar seperti baja khusus, komponen presisi, dan rantai pasokan yang handal. Jerman turut aktif dengan perusahaan seperti RWE dan Focused Energy dalam membangun ekosistem ini sehingga fusi dapat segera digunakan untuk menyediakan listrik di masa depan. Langkah ini turut menandai posisi Jerman dalam kompetisi global untuk memimpin teknologi fusi, yang dapat menjadi sumber energi rendah karbon 24/7 dan melengkapi energi terbarukan lainnya. Dengan kombinasi riset dan kekuatan industri, Jerman siap merebut peluang dalam era energi bersih baru.
07 Des 2025, 19.56 WIB

Kerusakan New Safe Confinement Chernobyl Setelah Serangan Drone, Perbaikan Mendesak Dibutuhkan

Kerusakan New Safe Confinement Chernobyl Setelah Serangan Drone, Perbaikan Mendesak Dibutuhkan
Fasilitas New Safe Confinement (NSC) di Chernobyl yang dibangun untuk menutup reaktor nuklir bekas mengalami kerusakan serius akibat serangan drone yang terjadi pada Februari 2025. Drone tersebut membawa bahan peledak yang menyebabkan lubang di struktur dan memicu kebakaran serta merusak pelindung bangunan. NSC adalah struktur besar senilai sekitar 1,5 miliar euro yang dirancang untuk melindungi radiasi selama 100 tahun ke depan. Kerusakan pada NSC ini membuat bangunan tidak lagi kedap udara dan tahan terhadap cuaca seperti yang diharapkan saat konstruksi. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi, menyatakan bahwa meskipun ada perbaikan sementara, diperlukan restorasi menyeluruh agar bangunan tetap aman dan dapat mencegah kebocoran radiasi ke depannya. Pihak Ukraina menuduh Rusia sebagai pelaku serangan tersebut, namun Rusia menyangkal. Sampai sekarang, belum terdeteksi adanya peningkatan radiasi di sekitar lokasi serangan, yang menunjukkan bahwa fasilitas masih mampu mencegah kebocoran pada saat ini. IAEA berencana melakukan perbaikan sementara pada tahun 2026 dan rencana renovasi besar akan dibuat setelahnya, tetapi proses tersebut sulit karena situasi perang dan keterbatasan pendanaan dan koordinasi internasional.

Baca Juga

  • Mengurai Dinamika Hubungan: Pola Psikologis dalam Interaksi Modern

  • Teknologi Militer Tiongkok yang Muncul dan Ketegangan Diplomatik AS

  • Membayangkan Ulang Energi Nuklir: Keamanan, Fusi, dan Aplikasi Baru

  • Keunggulan Genetik: Bagaimana Sifat Turunan Mempengaruhi Tidur, Kecerdasan, dan Daya Tahan

  • Kebangkitan Seismik Asia: Memperkuat Kesiapsiagaan Gempa Bumi dan Tsunami