
Di Wilayah Utara Australia, tumpukan limbah ban bekas mencapai jutaan unit, sebagian besar berakhir di tempat pembuangan atau dikirim ke daerah lain untuk didaur ulang. Kondisi cuaca yang sangat panas dan paparan sinar ultraviolet mempersulit konstruksi jalan konvensional, yang umumnya dirancang untuk iklim yang lebih dingin.
Para peneliti di Charles Darwin University memimpin sebuah proyek yang menguji bahan aspal yang dimodifikasi dengan ban bekas yang sudah dihancurkan dan plastik daur ulang. Tujuannya adalah menemukan formula jalan yang kuat dan tahan lama untuk kondisi ekstrim wilayah tersebut.
Ban bekas yang dihancurkan dan dicampur dengan bahan aspal menambah ketahanan terhadap efek penuaan seperti oksidasi, panas, dan radiasi UV, yang biasa menyebabkan aspal menjadi lebih keras dan rapuh. Plastik daur ulang juga diuji, walaupun performanya masih tergantung jenis dan jumlah polimer yang digunakan.
Proyek ini juga menguji ketahanan campuran terhadap kerusakan akibat kelembapan, di mana ban bekas terbukti bisa meningkatkan adhesi antara agregat aspal. Namun, plastik daur ulang masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami efeknya secara keseluruhan.
Dengan keberhasilan penelitian ini, diharapkan penggunaan ban bekas dan plastik daur ulang dalam jalan dapat distandarisasi di Wilayah Utara, mendukung pembangunan ekonomi sirkular, mengurangi dampak limbah, serta menciptakan infrastruktur jalan yang ekonomis dan tahan iklim.