
Kumbang tongkat Lord Howe dulunya sangat umum di Pulau Lord Howe, bahkan digunakan sebagai umpan oleh nelayan lokal. Namun, kedatangan tikus kapal pada tahun 1918 membuat populasi kumbang ini punah di pulau tersebut dan dianggap hilang selama hampir satu abad.
Pada tahun 2001, sekelompok ilmuwan menemukan kumbang hidup di Ball's Pyramid, sebuah pulau kecil berbatu sekitar 23 km dari Pulau Lord Howe. Meskipun jumlahnya sedikit dan penampilannya sedikit berbeda, genetika menunjukkan bahwa kumbang ini adalah Dryococelus australis asli.
Sejak penemuannya, upaya konservasi dimulai pada 2003 dengan mengambil beberapa kumbang untuk program pemuliaan di penangkaran. Program ini sukses besar, menghasilkan ribuan kumbang yang siap untuk disiapkan kembali ke habitat asli mereka suatu hari nanti.
Namun, studi juga menemukan ancaman berupa bakteri patogen yang bisa menyebabkan kematian di penangkaran dan bisa berisiko jika kumbang dilepaskan tanpa pengawasan yang ketat. Oleh karena itu, ilmu mikrobiologi penting dipakai untuk memastikan pelepasan yang aman.
Setelah keberhasilan penanggulangan tikus di Pulau Lord Howe, para ilmuwan dan konservasionis kini bersiap untuk langkah besar berikutnya: mengembalikan kumbang tongkat Lord Howe ke pulau asalnya dan menjaga kelestarian ekosistemnya.