Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Penemuan Keanekaragaman Hayati Ekstrem: Mengungkap Kehidupan di Lingkungan Keras

Share

Penemuan terbaru menunjukkan adaptasi luar biasa dari makhluk hidup di lingkungan ekstrem, dari rediscovery serangga langka di dekat kawah gunung berapi hingga spesies baru yang bertahan di kedalaman laut. Kisah ini memberikan wawasan kritis untuk memahami evolusi dan potensi konservasi di lingkungan yang paling menantang.

08 Des 2025, 14.20 WIB

Bakteri Baru di Stasiun Luar Angkasa China Bisa Bertahan di Kondisi Ekstrem

Bakteri Baru di Stasiun Luar Angkasa China Bisa Bertahan di Kondisi Ekstrem
Para ilmuwan di China baru-baru ini menemukan sebuah spesies bakteri baru di Stasiun Luar Angkasa Tiangong. Bakteri ini diberi nama Niallia tiangongensis dan merupakan hasil adaptasi dari organisme yang terbawa dari Bumi ke ruang angkasa. Niallia tiangongensis menunjukkan kemampuan unik untuk bertahan di lingkungan luar angkasa yang penuh radiasi dan kondisi stres oksidatif, bahkan mampu memperbaiki diri setelah mendapat kerusakan. Ini merupakan temuan penting dalam studi mikroba luar angkasa. Selain itu, bakteri ini menggunakan gelatin sebagai sumber nitrogen dan karbon untuk melindungi diri dari lingkungan yang berbahaya. Walaupun saudaranya di Bumi, Niallia circulans, dapat menyebabkan penyakit, bakteri baru ini tidak berbahaya bagi makhluk hidup ataupun para astronaut. Penemuan ini bisa menjadi kunci untuk menjaga kesehatan astronaut dalam misi luar angkasa jangka panjang. Memahami mikroba di luar angkasa membantu memastikan keselamatan jualan dan kinerja stasiun luar angkasa. Sebelumnya, NASA juga menemukan mutasi bakteri baru di Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mampu bertahan di lingkungan luar angkasa. Penelitian lebih lanjut terhadap mikroba ini dapat membuka banyak peluang untuk inovasi di bidang kesehatan antariksa.
08 Des 2025, 04.15 WIB

Kumbang Tongkat Lord Howe yang Hilang Kini Siap Kembali ke Rumah Asli

Kumbang Tongkat Lord Howe yang Hilang Kini Siap Kembali ke Rumah Asli
Kumbang tongkat Lord Howe dulunya sangat umum di Pulau Lord Howe, bahkan digunakan sebagai umpan oleh nelayan lokal. Namun, kedatangan tikus kapal pada tahun 1918 membuat populasi kumbang ini punah di pulau tersebut dan dianggap hilang selama hampir satu abad. Pada tahun 2001, sekelompok ilmuwan menemukan kumbang hidup di Ball's Pyramid, sebuah pulau kecil berbatu sekitar 23 km dari Pulau Lord Howe. Meskipun jumlahnya sedikit dan penampilannya sedikit berbeda, genetika menunjukkan bahwa kumbang ini adalah Dryococelus australis asli. Sejak penemuannya, upaya konservasi dimulai pada 2003 dengan mengambil beberapa kumbang untuk program pemuliaan di penangkaran. Program ini sukses besar, menghasilkan ribuan kumbang yang siap untuk disiapkan kembali ke habitat asli mereka suatu hari nanti. Namun, studi juga menemukan ancaman berupa bakteri patogen yang bisa menyebabkan kematian di penangkaran dan bisa berisiko jika kumbang dilepaskan tanpa pengawasan yang ketat. Oleh karena itu, ilmu mikrobiologi penting dipakai untuk memastikan pelepasan yang aman. Setelah keberhasilan penanggulangan tikus di Pulau Lord Howe, para ilmuwan dan konservasionis kini bersiap untuk langkah besar berikutnya: mengembalikan kumbang tongkat Lord Howe ke pulau asalnya dan menjaga kelestarian ekosistemnya.
08 Des 2025, 01.28 WIB

Penambangan Laut Dalam Temukan Spesies Baru dan Dampak keanekaragaman Hayati

Penambangan Laut Dalam Temukan Spesies Baru dan Dampak keanekaragaman Hayati
Para ilmuwan melakukan penelitian selama lima tahun di dasar laut Samudra Pasifik, tepatnya di Zona Clarion-Clipperton antara Meksiko dan Hawaii, untuk mempelajari kehidupan yang tinggal di kedalaman 4.000 meter. Mereka menggunakan data molekular DNA untuk membantu menentukan spesies yang sebelumnya belum dikenal karena lingkungannya yang sulit dan jumlah hewan yang sedikit. Dalam penelitian tersebut, tim mengumpulkan lebih dari 4.350 hewan dan mengidentifikasi 788 spesies, termasuk cacing laut, krustasea, dan moluska. Penambangan uji coba di area itu menghasilkan penurunan jumlah hewan sebesar 37 persen dan keanekaragaman spesies turun 32 persen di area yang terganggu, yang menunjukkan adanya dampak ekologis dari aktivitas tersebut. Tim peneliti menemukan bahwa meskipun kehidupan di dasar laut sangat jarang dan kekurangan nutrisi, ekosistem ini ternyata cukup beragam dengan banyak spesies baru yang belum dikenal. Penelitian ini menunjukkan betapa minimnya pengetahuan kita tentang ekosistem laut dalam dan pentingnya studi lingkungan yang ketat sebagai persiapan untuk eksploitasi sumber daya laut. Para ahli menyoroti kebutuhan semakin mendesak akan logam kritis yang diperlukan untuk masa depan hijau, tapi juga menekankan bahwa penambangan di dasar laut harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak ekosistem yang rapuh ini. Organisasi internasional seperti International Seabed Authority mengatur studi dasar sebelum penambangan dilakukan. Ke depan, penelitian akan difokuskan pada zona yang saat ini dilindungi untuk memahami lebih jauh tentang kehidupan laut dalam dan menentukan bagaimana menjaga keberlanjutan serta mengurangi risiko kehilangan biodiversitas akibat penambangan. Hasil riset ini menjadi dasar penting untuk pengelolaan yang bertanggung jawab di masa depan.
05 Des 2025, 20.30 WIB

Rahasia Katak Kayu: Bertahan Hidup dengan Membeku di Musim Dingin

Rahasia Katak Kayu: Bertahan Hidup dengan Membeku di Musim Dingin
Katak kayu adalah hewan unik yang tinggal di hutan Amerika Utara dan memiliki cara bertahan hidup yang luar biasa selama musim dingin. Alih-alih bersembunyi atau melarikan diri, katak ini benar-benar membekukan tubuhnya untuk melewati masa dingin yang ekstrim. Proses pembekuan yang dialami katak kayu berbeda dari hewan lain karena glukosa dalam tubuhnya meningkat drastis, berfungsi sebagai pelindung agar sel-sel tubuh tidak rusak akibat kristal es. Dengan demikian, meskipun sebagian besar tubuhnya membeku, sel-selnya tetap hidup. Ketika suhu turun, katak ini masuk ke keadaan mati suri di mana jantung dan otak berhenti berfungsi sementara. Kondisi ini memungkinkan katak bertahan lama dalam kondisi beku, walaupun hampir tidak ada aktivitas metabolik yang terjadi. Saat musim semi tiba dan suhu naik, katak kayu mulai mencair secara perlahan dari luar ke dalam. Fungsi vital mulai pulih, jantung berdetak lagi, dan katak ini bisa kembali aktif dan melanjutkan hidup serta siklus reproduksinya. Strategi ini memberikan keuntungan kompetitif signifikan bagi katak kayu karena mereka dapat langsung memulai musim perkembangbiakan tanpa perlu bermigrasi jauh, sebuah adaptasi luar biasa yang menarik minat para ilmuwan tentang potensi penerapannya dalam bioteknologi.

Baca Juga

  • Mengurai Dinamika Hubungan: Pola Psikologis dalam Interaksi Modern

  • Teknologi Militer Tiongkok yang Muncul dan Ketegangan Diplomatik AS

  • Membayangkan Ulang Energi Nuklir: Keamanan, Fusi, dan Aplikasi Baru

  • Keunggulan Genetik: Bagaimana Sifat Turunan Mempengaruhi Tidur, Kecerdasan, dan Daya Tahan

  • Kebangkitan Seismik Asia: Memperkuat Kesiapsiagaan Gempa Bumi dan Tsunami