
Pada akhir 2022, seorang perwira Angkatan Laut AS menghubungi direktur penjualan SpaceX dengan permintaan mendesak untuk menemukan produsen baru yang dapat memasok rudal hipersonik secara andal. AS tertinggal dari China dan Rusia dalam hal senjata hipersonik karena lambatnya pengembangan dan mahalnya biaya produksi. Menanggapi masalah ini, tiga mantan karyawan SpaceX mendirikan startup bernama Castelion pada November 2022 untuk mengembangkan dan memproduksi rudal hipersonik dengan cepat dan murah.
Castelion mengadopsi pendekatan vertikal terintegrasi, meniru model bisnis SpaceX, yaitu mendesain dan memproduksi sebagian besar komponen senjata secara internal. Mereka juga menggunakan pemasok dari industri non-tradisional seperti otomotif untuk menekan biaya. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk membuat, menguji, dan meningkatkan rudal lebih sering dibandingkan kontraktor lama yang hanya melakukan beberapa pengujian dalam satu tahun.
Setelah menolak lebih dari 50 investor di awal, Castelion akhirnya mendapatkan investasi Rp 32.89 miliar ($2 juta) pada April 2023, yang langsung diikuti kontrak pemerintah senilai Rp 82.22 miliar ($5 juta) untuk pengembangan senjata. Dalam kurang dari tiga tahun, mereka telah mengantongi kontrak lebih dari Rp 1.64 triliun ($100 juta) dari militer dan investasi sebesar Rp 7.40 triliun ($450 juta) dari berbagai investor, serta membawa valuasi perusahaan menjadi Rp 46.05 triliun ($2,8 miliar) .
Rudal pertama mereka yang bernama Blackbeard telah dalam tahap pengembangan selama 18 bulan dan sudah dipersiapkan untuk diuji coba terintegrasi dalam sistem persenjataan Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS. Castelion berencana menyelesaikan fasilitas produksi baru di New Mexico pada akhir tahun depan dan menargetkan produksi lebih dari 1.000 rudal per tahun untuk memenuhi kebutuhan pertahanan AS.
Meskipun pemerintah AS adalah satu-satunya pelanggan saat ini dan masih berada pada tahap pengujian dan demonstrasi, Castelion berpotensi merebut pangsa pasar dari kontraktor besar seperti Lockheed Martin dan Raytheon. Jika berhasil, mereka tidak hanya akan memangkas biaya pertahanan tapi juga memperkuat kemampuan pertahanan nasional dengan teknologi rudal hipersonik yang dapat diandalkan dan lebih cepat diproduksi.