
Setelah pandemi COVID-19, banyak pekerja di AS kembali melakukan perjalanan harian ke kantor mereka, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang semakin parah di kota-kota besar. Menurut laporan INRIX 2025 Global Traffic Scorecard, rata-rata pengemudi di AS menghabiskan 49 jam per tahun terjebak macet, meningkat 6 jam dibandingkan tahun sebelumnya.
Chicago menjadi kota dengan kemacetan terburuk di AS, dimana pengemudi rata-rata kehilangan waktu hingga 112 jam per tahun, setara dengan dua minggu kerja penuh jam 8. Ini menyebabkan kerugian produktivitas dan biaya ekonomi sekitar 2,063 dolar AS per pengemudi setiap tahunnya.
Dibandingkan dengan kota-kota besar lain di dunia, Istanbul di Turki menempati posisi teratas dengan rata-rata 118 jam waktu terbuang dalam kemacetan, mengalami peningkatan 30% dalam dua tahun terakhir. Secara global, 62% dari 942 kota yang dianalisis mencatat penurunan kecepatan dan peningkatan waktu perjalanan.
Sementara itu, kota-kota kecil di AS cenderung memiliki kemacetan paling ringan. Contohnya, pengemudi di Cumberland, Maryland, hanya kehilangan sekitar satu jam per tahun karena macet. Kota-kota seperti Butte, Montana, dan Harlingen, Texas juga memiliki waktu kehilangan yang relatif rendah.
Laporan INRIX juga menekankan bahwa kemacetan tidak hanya berdampak pada pengemudi pribadi tetapi juga memperlambat pengiriman barang, transportasi umum, dan meningkatkan polusi udara. Hal ini menunjukkan perlunya inovasi dan kebijakan transportasi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah kemacetan di masa depan.