Courtesy of YahooFinance
Workspace Property Trust, sebuah perusahaan yang berinvestasi di kantor-kantor di pinggiran kota, awalnya percaya bahwa kantor di daerah suburban akan lebih diminati setelah pandemi Covid-19. Mereka bahkan menginvestasikan satu miliar dolar untuk memperluas portofolio mereka. Namun, baru-baru ini, mereka menghadapi masalah besar ketika pinjaman senilai 1,2 miliar dolar yang didukung oleh beberapa kantor suburban mereka mengalami kesulitan pembayaran. Meskipun tingkat kekosongan kantor di pinggiran kota lebih baik dibandingkan dengan di pusat kota, tingkat kekosongan di pinggiran kota tetap meningkat.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada minat untuk bekerja di pinggiran kota, masalah yang lebih besar dalam pasar kantor masih ada. Tingkat hunian di properti Workspace juga menurun, dan mereka kini berusaha mencari solusi untuk meningkatkan jumlah penyewa. Laporan dari Moody's menyatakan bahwa meskipun ada performa yang stabil di pinggiran kota, tren ini mungkin tidak bertahan lama dan tidak dapat menyelesaikan masalah jangka panjang yang dihadapi oleh pasar kantor.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan Workspace Property Trust baru-baru ini?A
Workspace Property Trust mengalami kesulitan finansial setelah utang besar mereka jatuh tempo dan kekosongan kantor meningkat.Q
Mengapa perusahaan berinvestasi di kantor suburban?A
Perusahaan berinvestasi di kantor suburban karena mereka percaya bahwa itu adalah solusi yang lebih baik untuk perusahaan pasca-Covid.Q
Siapa Thomas Rizk dan apa perannya di Workspace Property Trust?A
Thomas Rizk adalah salah satu pendiri Workspace Property Trust dan berperan penting dalam strategi investasi perusahaan.Q
Apa yang ditemukan oleh laporan Moody's tentang pasar kantor?A
Laporan Moody's menunjukkan bahwa pasar kantor sedang mengalami perubahan signifikan dan fleksibilitas mungkin tidak bertahan lama.Q
Bagaimana kondisi kekosongan kantor di suburban dibandingkan dengan kota?A
Kekosongan kantor di suburban meningkat menjadi 17 persen, sementara di kota mencapai 18.5 persen.