Courtesy of YahooFinance
Harga minyak mengalami penurunan sedikit di pasar Asia pada hari Kamis setelah ada lonjakan tak terduga dalam stok bensin di AS menjelang liburan Thanksgiving. Stok bensin AS meningkat sebesar 3,3 juta barel, yang bertentangan dengan ekspektasi penurunan kecil. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar di negara konsumen terbesar. Sementara itu, harga minyak mentah Brent turun menjadi Rp 119.70 juta ($72,79) per barel, dan West Texas Intermediate juga mengalami penurunan menjadi Rp 112.99 juta ($68,71) per barel.
Permintaan bahan bakar yang melambat di AS dan China telah memberikan tekanan pada harga minyak tahun ini, meskipun pengurangan pasokan dari OPEC+ membantu membatasi kerugian. OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk menunda rencana peningkatan produksi minyak yang dijadwalkan mulai Januari. Selain itu, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hezbollah juga membantu meredakan kekhawatiran tentang gangguan pasokan minyak dari wilayah Timur Tengah. Namun, ketidakpastian geopolitik tetap ada, dan beberapa analis memperingatkan bahwa harga minyak mungkin undervalued karena adanya defisit pasar.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan harga minyak turun di pasar Asia?A
Harga minyak turun karena lonjakan tak terduga dalam stok bensin AS menjelang liburan Thanksgiving.Q
Bagaimana stok bensin di AS mempengaruhi permintaan minyak?A
Stok bensin yang meningkat menunjukkan permintaan yang lebih rendah dari yang diharapkan, yang dapat menekan harga minyak.Q
Apa yang dibahas oleh anggota OPEC+ terkait produksi minyak?A
Anggota OPEC+ sedang mendiskusikan penundaan lebih lanjut terhadap rencana kenaikan produksi minyak yang dijadwalkan mulai Januari.Q
Mengapa ada ketidakpastian mengenai pasokan minyak dari Timur Tengah?A
Ketidakpastian mengenai pasokan minyak dari Timur Tengah disebabkan oleh kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah.Q
Siapa yang memperingatkan tentang risiko pasokan minyak dari Iran?A
Goldman Sachs dan Morgan Stanley memperingatkan tentang risiko pasokan minyak dari Iran yang mungkin terpengaruh oleh sanksi di bawah kepemimpinan Donald Trump.