Serangan Siber di Indonesia Melonjak, Sektor Keuangan Jadi Target Utama
Courtesy of CNBCIndonesia

Serangan Siber di Indonesia Melonjak, Sektor Keuangan Jadi Target Utama

Menginformasikan peningkatan signifikan serangan siber di Indonesia, khususnya pada sektor keuangan, serta berbagai modus dan dampak serangan tersebut, agar pembaca memahami risiko serta pentingnya kesiapsiagaan menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.

23 Okt 2025, 15.50 WIB
35 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Serangan siber di Indonesia meningkat drastis, terutama dalam industri layanan keuangan.
  • Ransomware kini tidak hanya merusak data tetapi juga mencuri dan mengancam publikasi data sensitif.
  • Pentingnya keamanan data dan kewaspadaan terhadap kebocoran kredensial bagi individu dan organisasi.
Jakarta, Indonesia - Serangan siber di Indonesia semakin meningkat secara signifikan antara tahun 2024 dan 2025. Data menunjukkan ada 96 insiden selama periode tersebut, dengan 36 insiden tercatat hanya pada tahun 2024. Tren ini menjadi peringatan serius bagi banyak sektor di Indonesia.
Industri layanan keuangan menjadi salah satu sektor yang paling sering diserang. Selain bank, broker dan perusahaan sekuritas juga mengalami berbagai serangan siber. Ini mengindikasikan bahwa para pelaku kejahatan siber menargetkan area dengan nilai data yang tinggi.
Modus serangan yang digunakan sangat beragam, mulai dari serangan web, pencurian informasi sensitif, hingga serangan Distributed Denial of Service (DDoS). Salah satu jenis serangan yang cukup berbahaya adalah ransomware, dimana data korban akan dikunci dan penyerang meminta tebusan.
Jika korban ransomware tidak membayar, data yang dicuri biasanya akan dipublikasikan di berbagai tempat seperti dark web atau forum peretas. Hal ini menambah risiko lebih besar karena data yang bocor dapat digunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab dan dapat menimbulkan dampak buruk.
Kebocoran data kredensial dapat dimanfaatkan secara luas oleh berbagai pihak, bukan hanya pelaku serangan. Oleh sebab itu, meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan serta menerapkan proteksi keamanan yang ketat sangat penting untuk melindungi aset digital dari ancaman yang semakin berkembang.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251023150404-37-678639/rekening-auto-ludes-awas-penipuan-makin-banyak-jerat-warga-ri-2025

Analisis Ahli

Bruce Schneier
"Serangan ransomware yang berkembang memperlihatkan bahwa pendekatan keamanan siber harus lebih proaktif dan melibatkan kolaborasi antar sektor untuk mencegah dan merespons insiden secara cepat."
Mikko Hypponen
"Peningkatan insiden di sektor keuangan menunjukkan peretas semakin fokus mengeksploitasi kelemahan dalam sistem yang sangat bergantung pada teknologi digital."

Analisis Kami

"Peningkatan ini menandakan bahwa sektor keuangan masih menjadi sasaran empuk bagi para peretas karena tingginya nilai data dan transaksi di sektor ini. Indonesia harus mempercepat penerapan teknologi keamanan terbaru dan membangun kesadaran yang lebih kuat di kalangan perusahaan agar mampu melindungi aset digitalnya secara efektif."

Prediksi Kami

Serangan siber di Indonesia khususnya di sektor keuangan akan terus meningkat, dengan metode serangan yang semakin canggih dan beragam, sehingga kebutuhan perlindungan dan sistem keamanan siber juga harus semakin ditingkatkan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi dengan serangan siber di Indonesia selama 2024 hingga 2025?
A
Serangan siber meningkat lebih dari dua kali lipat, dengan 96 insiden tercatat selama periode tersebut.
Q
Siapa yang memberikan pemaparan tentang serangan siber di acara tersebut?
A
Anton Dwi Suhartanto, seorang Security Strategist di ITSEC.
Q
Apa saja jenis serangan yang dilaporkan selama periode tersebut?
A
Jenis serangan termasuk web attack, bocornya informasi sensitif, serangan DDoS, dan ransomware.
Q
Apa yang terjadi jika korban ransomware tidak membayar tebusan?
A
Jika tidak membayar, data yang dicuri akan dipublikasikan di berbagai forum peretas.
Q
Bagaimana data kredensial yang bocor dapat dimanfaatkan?
A
Data kredensial yang bocor dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, baik pelaku serangan maupun orang yang menemukan kebocoran tersebut.