Efisiensi sel surya melonjak menjadi 26,3% tingkat konversi daya dengan pelapisan baru.
Courtesy of InterestingEngineering

Rangkuman Berita: Efisiensi sel surya melonjak menjadi 26,3% tingkat konversi daya dengan pelapisan baru.

InterestingEngineering
Dari InterestingEngineering
22 November 2024 pukul 20.11 WIB
40 dibaca
Share
Para ilmuwan dari Universitas Northwestern telah mengembangkan lapisan pelindung baru yang meningkatkan efisiensi konversi daya sel surya perovskite. Lapisan ini terbuat dari amidinium dan terbukti 10 kali lebih tahan terhadap kerusakan dibandingkan lapisan berbasis amonium yang biasa digunakan. Dengan lapisan pelindung ini, sel surya perovskite dapat bertahan lebih lama, bahkan tiga kali lipat lebih lama dalam kondisi ekstrem, sehingga efisiensinya tetap terjaga. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan memperbaiki lapisan pelindung, kinerja keseluruhan sel surya perovskite dapat ditingkatkan. Perovskite adalah bahan yang memiliki potensi tinggi untuk digunakan dalam sel surya karena biaya produksinya yang rendah. Dalam penelitian ini, para ilmuwan berhasil mengganti kelompok amonium yang tidak stabil dengan kelompok amidinium yang lebih stabil, sehingga sel surya dapat bertahan lebih lama saat terkena panas. Hasilnya, sel surya ini mencapai efisiensi 26,3%, yang berarti dapat mengubah 26,3% sinar matahari yang diserap menjadi listrik. Selain itu, sel surya ini juga mampu mempertahankan 90% efisiensinya setelah 1.100 jam pengujian dalam kondisi yang keras.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan dari Universitas Northwestern terkait sel surya perovskite?
A
Para ilmuwan dari Universitas Northwestern menemukan bahwa lapisan pelindung baru dapat meningkatkan efisiensi konversi sel surya perovskite.
Q
Apa keuntungan dari lapisan pelindung baru yang dikembangkan?
A
Lapisan pelindung baru ini meningkatkan efisiensi dan memperpanjang umur sel surya perovskite hingga tiga kali lipat.
Q
Siapa yang memimpin penelitian ini di Universitas Northwestern?
A
Penelitian ini dipimpin oleh Bin Chen dan Mercouri Kanatzidis di Universitas Northwestern.
Q
Apa yang dimaksud dengan T90 lifetime dalam konteks sel surya?
A
T90 lifetime adalah waktu yang dibutuhkan untuk efisiensi sel surya perovskite turun 90% dari nilai awalnya saat terpapar kondisi ekstrem.
Q
Mengapa ammonium tidak ideal sebagai ligan dalam sel surya perovskite?
A
Ammonium tidak ideal karena cenderung terurai di bawah stres termal, sehingga digantikan dengan amidinium yang lebih stabil.

Rangkuman Berita Serupa

Sel surya perovskite yang ditingkatkan dengan nano mencapai ketahanan 10x dalam lingkungan ekstrem.InterestingEngineering
Sains
1 bulan lalu
103 dibaca
Sel surya perovskite yang ditingkatkan dengan nano mencapai ketahanan 10x dalam lingkungan ekstrem.
Sel surya berbasis limbah mencapai efisiensi rekor 21,39%, dengan retensi 90% setelah 1.100 jam.InterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
91 dibaca
Sel surya berbasis limbah mencapai efisiensi rekor 21,39%, dengan retensi 90% setelah 1.100 jam.
99% stabilitas: Sel surya perovskite yang tahan lama mencapai efisiensi 24%InterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
136 dibaca
99% stabilitas: Sel surya perovskite yang tahan lama mencapai efisiensi 24%
Finland memperkenalkan sel surya yang kuat dengan umur rekor 24.700 jam dan efisiensi 18%.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
70 dibaca
Finland memperkenalkan sel surya yang kuat dengan umur rekor 24.700 jam dan efisiensi 18%.
China mengembangkan sel perovskite dengan efisiensi 26,39% dan retensi 95% setelah 1.100 jam.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
111 dibaca
China mengembangkan sel perovskite dengan efisiensi 26,39% dan retensi 95% setelah 1.100 jam.
25,7% daya rekor yang dicapai oleh sel surya tandem perovskite-organik yang baru.InterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
150 dibaca
25,7% daya rekor yang dicapai oleh sel surya tandem perovskite-organik yang baru.
Sel surya perovskite dijelaskan: Fungsionalitas, kelayakan, dan dampak global.InterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
39 dibaca
Sel surya perovskite dijelaskan: Fungsionalitas, kelayakan, dan dampak global.