Courtesy of TechCrunch
Caroline Mitterdorfer memulai perjalanan kesuburannya setelah didiagnosis kanker pada usia 27 tahun. Dari pengalaman tersebut, ia menyadari pentingnya pengetahuan tentang kesehatan dan kesuburan. Mitterdorfer kemudian menjadi advokat kesuburan dan mendirikan Levy Health, sebuah platform yang membantu dokter dan spesialis kesuburan mendiagnosis masalah kesuburan pada wanita lebih cepat. Dengan menggunakan kuesioner dan analisis lab, Levy Health dapat mempercepat proses diagnosis hingga 50%, sehingga wanita bisa mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan lebih awal.
Levy Health diluncurkan di AS pada tahun 2023 setelah sebelumnya mencoba pasar Eropa. Perusahaan ini telah mendapatkan beberapa klien dan baru-baru ini mengumpulkan dana sebesar Rp 74.00 miliar ($4,5 juta) untuk mengembangkan teknologi dan melakukan studi klinis terkait kesuburan. Mitterdorfer percaya bahwa inovasi dalam bidang kesuburan sangat penting untuk membantu wanita mendapatkan diagnosis yang lebih cepat dan efektif, sehingga mereka bisa lebih mudah mendapatkan perawatan yang tepat. Pasar kesuburan di AS diperkirakan akan terus tumbuh, menunjukkan bahwa banyak perusahaan lain juga berusaha menyelesaikan masalah ini.