Courtesy of TechCrunch
Ikhtisar 15 Detik
- Cofertility menawarkan solusi inovatif untuk pembekuan telur dengan mengurangi biaya melalui donasi.
- Pengalaman pribadi pendiri mendorong mereka untuk menciptakan platform yang mendukung wanita dalam menjaga kesuburan.
- Program Split memungkinkan akses yang lebih luas bagi wanita yang ingin membekukan telur sambil membantu orang lain yang membutuhkan.
Amerika Serikat - Dalam beberapa tahun terakhir, banyak wanita yang fokus pada karir dan menunda usia pernikahan mempertimbangkan pembekuan sel telur untuk menjaga kesuburan mereka. Namun, biaya tinggi dari prosedur ini membuat banyak wanita tidak mampu melakukannya selama tahun-tahun paling subur mereka. Cofertility, sebuah startup yang didirikan oleh Lauren Makler dan Halle Tecco, menawarkan solusi dengan memberikan pembekuan sel telur tanpa biaya dengan imbalan mendonasikan setengah dari sel telur yang diambil kepada mereka yang tidak dapat hamil.
Cofertility baru saja mengumpulkan Rp 119.23 miliar ($7,25 juta) dalam putaran pendanaan Seri A, yang dipimpin oleh Next Ventures dan Offline Ventures, dengan partisipasi dari Initialized, Gaingels, dan beberapa investor lainnya. Pendanaan ini membawa total pendanaan Cofertility menjadi Rp 263.12 miliar ($16 juta) . Ide untuk Cofertility berasal dari pengalaman pribadi Makler yang menghadapi masalah kesehatan yang mengancam kesuburannya.
Cofertility mengklaim bahwa mereka adalah satu-satunya perusahaan yang menawarkan sel telur dalam skala besar melalui program 'Split'. Donor sel telur Cofertility berasal dari latar belakang yang beragam dan sekitar 55% dari mereka memiliki gelar pascasarjana. Orang tua yang dituju menanggung biaya pengambilan sel telur dan biaya koordinasi Cofertility, tetapi mereka tidak perlu memberi kompensasi kepada donor, sehingga mengurangi biaya yang harus mereka keluarkan.