Courtesy of Reuters
Pada tanggal 8 November, kelompok peretas yang mendukung Rusia melakukan serangan siber terhadap Korea Selatan setelah Korea Utara mengirimkan pasukannya ke Rusia untuk membantu dalam perang melawan Ukraina. Kantor kepresidenan Seoul mengadakan pertemuan darurat setelah mendeteksi serangan yang menyebabkan beberapa situs web pemerintah dan swasta mengalami gangguan sementara. Meskipun tidak ada kerusakan serius, pemerintah Korea Selatan berencana untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi serangan semacam ini.
Lebih dari 10.000 tentara Korea Utara dilaporkan berada di Rusia, dan beberapa di antaranya telah terlibat dalam pertempuran dekat perbatasan Ukraina. Kerja sama militer baru antara Korea Utara dan Rusia ini telah dikutuk oleh Korea Selatan, Amerika Serikat, dan sekutu Barat. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menyatakan bahwa pertempuran pertama antara militer Ukraina dan tentara Korea Utara membuka "halaman baru dalam ketidakstabilan di dunia."