Courtesy of InterestingEngineering
Ikhtisar 15 Detik
- Baterai lithium-metal mungkin tidak memberikan peningkatan energi densitas yang signifikan dibandingkan baterai lithium-ion konvensional.
- Tantangan dalam produksi dan biaya tinggi menjadi hambatan besar untuk komersialisasi baterai solid-state.
- Pendekatan hibrida yang menggabungkan LLZO dengan elektrolit polimer dapat menawarkan solusi yang lebih praktis dan efisien.
Baterai lithium-metal solid-state telah dianggap sebagai inovasi penting dalam penyimpanan energi, terutama untuk kendaraan listrik. Meskipun diharapkan dapat memberikan jarak tempuh yang lebih panjang, waktu pengisian yang lebih cepat, dan keamanan yang lebih baik, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kinerja baterai ini mungkin tidak sebaik yang diharapkan. Sebuah studi tentang elektrolit solid tipe garnet, khususnya lithium lanthanum zirconium oxide (LLZO), menunjukkan bahwa peningkatan densitas energi yang diharapkan mungkin terlalu optimis. Baterai lithium-metal solid-state dengan LLZO hanya mencapai densitas energi sekitar 272 Wh/kg, yang hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan baterai lithium-ion yang ada.
Masalah utama dari LLZO adalah kepadatannya yang tinggi, yang membuat baterai menjadi lebih berat dan mengurangi manfaat energi yang diharapkan. Selain itu, LLZO juga rapuh, sehingga sulit untuk diproduksi dalam bentuk lembaran tipis tanpa cacat. Para peneliti kini sedang mencari pendekatan hibrida yang menggabungkan LLZO dengan bahan lain, seperti elektrolit polimer, untuk meningkatkan fleksibilitas dan kemudahan produksi. Dengan cara ini, mereka berharap dapat mempertahankan kinerja tinggi sambil mengurangi berat dan biaya produksi.