Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Harga minyak dunia dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
- Serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah memicu reaksi keras dari Amerika Serikat.
- Proyeksi harga minyak Brent mengalami penurunan oleh Goldman Sachs akibat perlambatan permintaan.
Harga minyak dunia mengalami kenaikan sekitar 1% pada Senin (17/3/2025) karena ketegangan di Timur Tengah. Amerika Serikat berjanji untuk terus menyerang kelompok Houthi di Yaman setelah mereka menyerang kapal-kapal pengangkut minyak di Laut Merah. Kenaikan harga minyak ini juga dipicu oleh serangan udara AS yang menyebabkan banyak korban jiwa dan mengganggu rantai pasok global.
Meskipun harga minyak naik, ada kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global akibat ketegangan perdagangan antara AS dan negara-negara lain seperti China dan Meksiko. Analis memperkirakan harga minyak Brent akan turun sedikit di masa depan, dan ada juga penurunan dalam sentimen konsumen di AS. Federal Reserve AS akan mengadakan pertemuan untuk membahas suku bunga, yang diperkirakan akan tetap stabil.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan harga minyak dunia menguat pada 17 Maret 2025?A
Harga minyak dunia menguat sekitar 1% karena Amerika Serikat berjanji untuk terus menyerang kelompok Houthi di Yaman.Q
Apa yang dilakukan Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi di Yaman?A
Amerika Serikat melakukan serangan udara terhadap kelompok Houthi untuk menghentikan serangan mereka terhadap kapal-kapal pengangkut minyak.Q
Bagaimana reaksi pasar terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah?A
Reaksi pasar menunjukkan kenaikan harga minyak setelah serangan Houthi yang mengganggu rantai pasok global.Q
Apa proyeksi harga minyak Brent menurut Goldman Sachs?A
Goldman Sachs memperkirakan harga Brent pada Desember 2025 akan berada di level US$71 per barel, turun US$5 dari perkiraan sebelumnya.Q
Apa yang diharapkan dari pertemuan Federal Reserve mendatang?A
Pertemuan Federal Reserve diharapkan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50% sambil mengevaluasi dampak kebijakan ekonomi.