Courtesy of NatureMagazine
Para ilmuwan telah mengembangkan tes darah yang menggunakan biomarker untuk membantu mendiagnosis gangguan bipolar. Tes ini dapat mempercepat proses diagnosis yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun menjadi hanya beberapa minggu. Tes ini sudah tersedia di Prancis dan Italia, dan menggunakan biomarker yang berkaitan dengan pengeditan RNA untuk membedakan antara gangguan bipolar dan depresi. Meskipun ada umpan balik positif dari pengguna, beberapa peneliti mengkhawatirkan validitas tes ini karena ukuran uji coba yang kecil dan kurangnya verifikasi independen.
Gangguan bipolar adalah kondisi yang sulit didiagnosis dan sering kali salah diidentifikasi sebagai depresi, yang dapat mengakibatkan pengobatan yang tidak tepat. Tes darah ini diharapkan dapat memberikan diagnosis yang lebih cepat dan akurat, sehingga pasien dapat menerima pengobatan yang tepat. Namun, ada risiko jika hasil tes salah, yang dapat menyebabkan kesalahan diagnosis. Beberapa peneliti meminta agar studi lebih besar dilakukan untuk memastikan keakuratan tes ini sebelum digunakan secara luas.