Courtesy of TechCrunch
Lindus Health, sebuah startup yang didirikan di London, baru saja mengumpulkan dana sebesar Rp 904.48 miliar ($55 juta) untuk memperbaiki industri uji klinis yang dianggap bermasalah. Dengan dukungan dari investor terkenal Peter Thiel, Lindus Health menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat proses uji klinis, yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun. Mereka menawarkan platform yang mengotomatiskan berbagai tahap uji klinis, mulai dari perancangan hingga pengumpulan data, dan telah berhasil melibatkan lebih dari 35.000 pasien dalam uji coba mereka di Eropa dan AS untuk berbagai kondisi kesehatan.
Dengan dana baru ini, Lindus Health berencana untuk memperluas operasionalnya, termasuk memindahkan kantor pusatnya ke AS dan meningkatkan tim pemasaran. Mereka juga ingin menjelajahi lebih banyak aplikasi AI untuk menganalisis data uji klinis secara real-time. Lindus Health percaya bahwa dengan memperbaiki infrastruktur uji klinis, mereka dapat membantu perusahaan bioteknologi menguji dan mengembangkan obat-obatan dengan lebih cepat dan aman.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Lindus Health?A
Lindus Health adalah startup yang berfokus pada perbaikan proses uji klinis dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan.Q
Siapa yang mendanai Lindus Health?A
Lindus Health didanai oleh investor seperti Peter Thiel dan perusahaan modal ventura seperti Balderton Capital dan Creandum.Q
Apa peran kecerdasan buatan dalam uji klinis?A
Kecerdasan buatan berperan dalam mempercepat dan mengotomatiskan proses desain dan pelaksanaan uji klinis.Q
Mengapa uji klinis penting dalam pengembangan obat?A
Uji klinis penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas obat sebelum dipasarkan.Q
Apa rencana Lindus Health ke depan?A
Lindus Health berencana untuk memperluas tim dan meningkatkan integrasi dengan alat pihak ketiga serta mengeksplorasi lebih banyak aplikasi AI.