Courtesy of TechCrunch
Amber Hill adalah seorang peneliti medis yang merasa frustrasi dengan tugas administratif yang membuang waktu. Untuk mengatasi masalah ini, ia mendirikan perusahaan bernama Research Grid pada tahun 2020 di London. Perusahaan ini bertujuan untuk membuat uji klinis lebih efisien dengan mengotomatiskan alur kerja administratif dan manajemen data. Research Grid telah mengembangkan dua produk paten yang membantu dalam mengidentifikasi kesalahan protokol, ekstraksi data, dan pengelolaan alur kerja. Dengan pendanaan sebesar Rp 105.25 miliar ($6,4 juta) , perusahaan ini berencana untuk memperluas jangkauannya ke pasar AS dan Asia.
Research Grid juga berfokus pada mempercepat proses rekrutmen peserta uji klinis, yang seringkali memakan waktu lama dan sulit. Hill menciptakan fitur manajemen hubungan pelanggan yang menggunakan AI untuk membantu menemukan peserta yang sesuai dengan cepat. Selain itu, perusahaan ini berkomitmen untuk meningkatkan keberagaman dalam uji klinis, sesuai dengan persyaratan dari FDA. Meskipun memulai perusahaan di tengah pandemi sebagai pendiri tunggal adalah tantangan, Hill berhasil mengembangkan bisnisnya dengan pesat, dan kini perusahaan tersebut terus tumbuh dan berinovasi dalam teknologi AI untuk meningkatkan pengembangan obat dan perawatan medis.