Courtesy of TechCrunch
Tran Le, seorang mahasiswa teknik di Stanford University, mengalami kesulitan saat mencoba mendaftar untuk uji klinis karena prosesnya yang rumit dan memakan waktu. Bersama rekannya Sohit Gatiganti, mereka mendirikan Grove AI untuk mempermudah pendaftaran pasien dalam uji klinis dengan menggunakan teknologi AI. Grove AI memiliki agen suara bernama Grace yang dapat menghubungi pasien dan menanyakan pertanyaan awal untuk menentukan kelayakan mereka. Jika memenuhi syarat, Grace dapat menjadwalkan kunjungan pertama ke lokasi uji klinis.
Sejak didirikan, Grove AI telah berinteraksi dengan 250.000 pasien dan menjadwalkan 7.000 janji temu. Perusahaan ini baru-baru ini mendapatkan dana sebesar Rp 85.51 miliar ($5,2 juta) untuk mengembangkan teknologi mereka lebih lanjut. Meskipun pasar untuk pendaftaran uji klinis tidak terlalu besar saat ini, banyak investor percaya bahwa dengan kemajuan dalam AI dan biologi komputasi, Grove AI akan menjadi pemain penting dalam penelitian obat dan uji klinis di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa Tran Le dan apa yang dia lakukan?A
Tran Le adalah seorang mahasiswa teknik di Universitas Stanford yang berusaha mendaftar dalam uji klinis untuk kondisi kronisnya.Q
Apa tujuan dari Grove AI?A
Tujuan Grove AI adalah untuk mempermudah dan mempercepat proses pendaftaran pasien dalam uji klinis menggunakan teknologi AI generatif.Q
Bagaimana Grove AI membantu pasien dalam pendaftaran uji klinis?A
Grove AI membantu pasien dengan menggunakan agen AI berbasis suara untuk melakukan pertanyaan pra-skrining dan menjadwalkan janji temu di lokasi klinis.Q
Apa yang dikatakan investor tentang potensi Grove AI?A
Investor percaya bahwa Grove AI memiliki potensi besar untuk mengurangi hambatan birokrasi dalam pendaftaran uji klinis dan melihat peluang pertumbuhan di pasar ini.Q
Apa tantangan yang dihadapi pasien saat mendaftar untuk uji klinis?A
Pasien sering menghadapi tantangan seperti proses pendaftaran yang rumit, komunikasi yang sulit dengan administrator uji klinis, dan sistem yang ketinggalan zaman.